Newest Post

Aku menulis lagi

| Selasa, 25 November 2014
Baca selengkapnya »


Aku menulis lagi, dan kau yang membuatku menulis

Seperti berdiri di batas kehidupan, aku merasakan bimbang hanya untuk menuliskan sebuah paragraf

Terlalu banyak yang berputar, kejadian demi kejadian, berdengung nyaris tak bisa tertangkap indera

Lelah memang, namun kau memaksaku untuk sekedar menulis beberapa patah kata

Dan malam berakhir hanya dengan “selamat malam”



Aku menulis lagi, dan kau yang membuatku menulis

Namun kenyataannya tanganku bergetar, tak sempurna memegang pena

Bukankah aku bilang banyak yang ingin kuceritakan?

Tentang pertemuan, tentang perpisahan dan yaa... semua tiba-tiba hilang

Layaknya buih tertelan ombak yang menggulung dahsyat

Hanya, sebuah ungkapan cinta di pagi yang terlalu dingin



Aku menulis lagi, dan kau yang membuatku menulis

Entah mengapa, aku menganggapnya salah

Karenanya kenyataannya aku menulis untuk seseorang, namun aku memikirkanmu

Maka terkutuklah tulisan yang nyatanya bukan benar-benar untuknya

Lalu haruskah aku berhenti menulis?



Aku menulis lagi, dan kau yang membuatku menulis

Layaknya kita sedang memandang senja

Seharusnya kata-kata bisa tertuang dengan lancar

Namun yang terjadi hanya deretan kata-kata datar tak bermakna

Biar kutanyakan pada hatiku, mungkin memang ada yang salah denganku



Aku menulis lagi, dan kau yang membuatku menulis









Aku menulis lagi

Posted by : la plui
Date :Selasa, 25 November 2014
With 1 komentar:

Hujan dan Dirimu

| Sabtu, 15 November 2014
Baca selengkapnya »
Selamat malam, bukankah hujan lama tak bersua?
Namun tiba-tiba ia datang dengan segala aromanya, terlalu lambat juga terlalu cepat
hingga aku terlalu takut bila suatu saat nanti aku akan kehilangannya lagi
malam ini hujan datang,
biasanya ia datang denga cara yang indah, dengan tepat namun hujan kali ini membuatku merasa sedikit berbeda
aku bisa begitu takut ketika hujan datang, namun aku sekaligus menyukainya
namun juga terlalu takut ketika nanti ia tiba-tiba menghilang
aku telah berubah, itu yang kau bilang
maafkan aku, mungkin memang benar aku telah berubah
namun bukan berarti aku juga berubah dalam memahami hujan dan dirimu
bagiku keduanya adalah satu paket yang tidak ubahnya pena dan kertas
aku memang berubah
aku memang telah berbeda
suatu saat nanti mungkin kau akan mengerti



Hujan dan Dirimu

Posted by : la plui
Date :Sabtu, 15 November 2014
With 0komentar

Ingatkan Aku

| Sabtu, 11 Oktober 2014
Baca selengkapnya »
Jauh.... ini belum sejauh yang dibayangkan, 
Jadi ingatkan aku...
Ingatkan aku ketika aku merasa sendirian, lalu tunjukan bahwa selalu ada orang-orang yang menyayangiku
Ingatkan aku ketika aku merasa kecewa dengan garis hidupku, lalu tunjukkan bahwa di balik semua ini, rencana Tuhan lebih hebat untukku
Ingatkan aku ketika aku merasa lelah, lalu tunjukkan bahwa masih ada orang-orang yang lebih lelah dariku
Ingatkan aku ketika aku merasa putus asa, lalu tunjukkan bahwa di luar sana, banyak orang-orang yang berjuang
Jadi ingatkan aku,
Karena mungkin saat itu aku sedang lupa...
Karena mungkin saat itu aku terlena oleh suatu kebahagiaan sesaat...
Karena mungkin saat itu aku merasa tertekan,
Jadi ingatkan aku...
Perjalanan memang selalu jauh, jadi wajar ketika aku berjalan aku tersandung oleh batu yang besarnya tak kalah dari segenggam tangan
wajar ketika aku berjalan, aku tersesat dan kebingungan mencari jalan yang benar,
wajar ketika aku berjalan, aku lupa di mana jalan yang seharusnya kulewati
Jadi ingatkan aku..
Ingatkan ketika aku merasa sedih, marah, kecewa... karena semuanya tidak akan merubah apapun yang telah terjadi
Ingatkan ketika aku merasa bahwa ini tidak adil, karena sejujurnya ini lebih adil dari yang aku kira, hanya aku tak mengakuinya
Jadi ingatkan aku...
Karena aku mudah lupa

Ingatkan Aku

Posted by : la plui
Date :Sabtu, 11 Oktober 2014
With 5komentar

Dua Matahari

| Kamis, 09 Oktober 2014
Baca selengkapnya »
Mungkin benar bunda, candaan yang dulu sempat terlontar tanpa sengaja... mungkin benar, dan sekarang aku kebingungan.

Apalah daya, nyatanya memandang 2 matahari di langit yang sama memang membingungkan.
Yang satu penuh cahaya, bersinar tiada habisnya seolah tiada hal lain yang mampu menandinginya, angkuh menjulang tetapi mempesona. Dan yang lainnya juga bersinar, tidak meredup, tidak terlalu mencolok, tapi tetap bercahaya.

Maka kau tanya "dan mana yang matahari?"

keduanya matahari bunda, dua-duanya. Namun kulihat dahimu mengernyit, sempurna meminta penjelasan lagi.
Dan sekali lagi kukatakan dua-duannya matahari. Karena mereka memancarkan sinar yang sama, sama-sama mempesona, namun orang lebih mengenal satunya dengan nama Rembulan. Nama yang cantik bukan, secantik sinar yang dipancarkan.

Lalu  kau bertanya lagi, "dan yang mana yang mempesona?"

Keduanya mempeson bunda, sama-sama punya aura yang menakjubkan. Bukankah melihat sinarnya yang memancar saja mengingatkan kita pada-Nya?
Dan lagi, matamu meminta sebuah penjelasan yang meyakinkan, Aku tau bunda, sungguh tau maksud pertanyaanmu, namun tak bisakah kita menikmati sinar keduanya tanpa menghakimi diri sendiri untuk memilih salah satunya? Selagi bisa, karena jarang sekali kita berada di situasi yang sama seperti sekarang ini. 
Aku dan kau
Matahari dan Rembulan

Taukah bunda, aku menyukai keduanya, matahari dan rembulan. Namun sekali waktu rembulan lebih menyita perhatianku, meski matahari selalu bersanding denganku.
Ah... sekali lagi aku tak tau bunda, 
mungkin aku tak memilih keduanya.


Dua Matahari

Posted by : la plui
Date :Kamis, 09 Oktober 2014
With 1 komentar:

Awan dan Hujan Sudah Saling Melupakan

| Sabtu, 20 September 2014
Baca selengkapnya »
Senja menyajikan hamparan lukisan langit, termemori sarat akan kenangan
Maka, jangan kau tanyakan kepadaku kapan hujan datang
Karena lama aku tak menjumpainya
Bukankah kau selalu sama? Bukan juga
Karena awan dan hujan sudah saling melupakan
Lalu setelah masa itu, mengapa tiba-tiba aku mendengar suaramu yang terpotong angin?
dingin tak bernyawa,
"Maafkan"
Dan karena senjapun aku memaafkanmu,
Tapi bisakah senja ini kita tidak bertemu?
Bukankah berat mengatakannya?
Karena bagiku, lebih baik tidak pernah bertemu, bila berpisah pada akhirnya
Karena mungkin saja,
Aku melakukan keslahan lagi,
Karena bisa saja,
Aku terjebak pada masa ini di masa panjang setelahnya
Karena aku,
Adalah orang yang tak bisa melepaskan begitu saja, mengucapkan selamat tinggal
Apa berlebihan?
Kuharap tidak

"Terimakasih"

Awan dan Hujan Sudah Saling Melupakan

Posted by : la plui
Date :Sabtu, 20 September 2014
With 0komentar

Just be Yourself

| Sabtu, 16 Agustus 2014
Baca selengkapnya »
Mungkin saja kau tak menyadari, Karena memang proses itulah yang membuatmu menjadi dewasa
Aku tak ingin membicarakan masa lalu, karena bagiku ia sudah lama menghilang
Aku yakin, kita sama-sama mempunyai masa lalu yang ingin dilupakan, bukankah begitu?
Aku dengan kisahku, dan kau dengan kisahmu
Seindah apapun, sesakit apapun, seberapa dalampun, karena toh.. itu hanya masa lalu
Hanya, janganlah kau hidup di dalamnya, kenangan yang terlalu berat untuk dilupakan,
Karena ia bisa saja, kembali menjemputmu dengan paksa
Namun, pandangkan matamu kedepan, Kau adalah orang hebat
Siapapun tak akan menyangkalnya,

Aku tak menuntutmu untuk berlaku demikian dan demikian,
hanya jadilah dirimu apa adanya
Bukankah dengan begitu kau merasa bahagia? bahagia dan membahagiakan.



#bigHug

Just be Yourself

Posted by : la plui
Date :Sabtu, 16 Agustus 2014
With 0komentar

BTQ dan Pak Syaiku

| Rabu, 13 Agustus 2014
Baca selengkapnya »
Setiap guru memiliki karaktersistik sendiri dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Ada yang hangat ada yang disiplin ada pula yang terlalu santai. Begitu pula Pak Syaiku, entah ejaannya benar atau salah, tapi yang kutau namanya Pak Syaiku. Salah satu guru di SD Isriati yang sudah melegenda ini selalu mempunyai karakteristik yang unik, kehadirannya mungkin selalu membuat hati dag dig dug, memberikan suasana horor yang mungkin bisa mengakibatkan suatu hal terjadi *)sensor

Namanya Pak Syaiku, salah satu guru BTQ untuk kelas tinggi ini berperawakan sedang, tidak tinggi namun juga tidak terlalu pendek, punya wibawa yang setiap siswa terkadang tak mampu menatap langsung matanya, aku mengenalnya ketika mendampingi kelas VI D pada pelajaran BTQ, kukira Pak Syaiku tidak hadir, namun baru kutau, memang beliau mengulur waktu barang 5 menit supaya siswa mempelajari bahan pelajaran yang akan dipelajari nantinya, maka ketika mengetahuinya aku hanya mengangguk-angguk, sedangkan banyak siswa yang langsung duduk memegang buku, tak terkecuali Vander yang notabennya adalah anak yang tak bisa diam ini hanya duduk tertunduk, taksim menyerap ilmu, mengingat dan menghafalkan. Siapa tau hari ini dia mendapatkan jackpot dari Pak Syaiku.

Dan benar, 5 menit berlalu, Sang maestro datang, dan dengan suara lantang langsung menhitung angka satu sampai lima, dan reaksi anak-anak hanya diam, tak ada yang berbicara, tak ada yang berbisik, hanya menatap bangku masing-masing, mungkin mereka berdo'a semoga tak ada hal buruk yang menimpanya. Maka dengan lantang Pak Syaiku menyebut nama Regin, memberi pertanyaan, Apa yang disebut WAQAF dan WASHAL dan Regin hanya terdiam sampai hitungan kelima selesai, Regin hanya duduk terdiam, dan selanjutnya Regin harus menerima hadiah, untuk berdiri di kursi panas.

Kursi panas ini adalah sebuah kursi yang disediakan di depan kelas, nah.. setiap anak yang tidak mampu menjawab pertanyaan dari Pak Syaiku memiliki perlakuan istimewa yaitu menaiki atau berdiri di kursi panas ini dengan 4 opsi yang merupakan hukuman atas pertanyaan yang tidak bisa dijawab, Adapun beberapa pilihan itu sangat menggelitik, yaitu (1) menyanyi dan menari dengan lagu yang dipilih atau dipilihkan (2) Menirukan gaya Tokoh Idola, bisa siapa saja, entah itu Jokowi, Hulk, bahkan Enstein, (3) Fashion Show, memperagakan layaknya model profesional yang berjalan di catwalk dan yang ke (4) adalah tahan tawa, jadi dia melucu di depan kelas sampai ada teman lain yang tertawa berjumlah 5 orang.Unik bukan...???

Meskipun Mata Pelajaran BTQ hanya sekitar 45 menit, namun saya yakin setiap anak ini memetik pelajaran berharga, serta mempelajarai sesuatu yang baru.

D+6BTQ

BTQ dan Pak Syaiku

Posted by : la plui
Date :Rabu, 13 Agustus 2014
With 1 komentar:

Affan, itu Namanya

| Senin, 11 Agustus 2014
Baca selengkapnya »
Namanya Affan, mungkin sudah kusebutkan diawal bahwa dia seorang anak yang berbeda. Dengan wajah bule yang khas menambah kesan bahwa dia adalah anak yang pindah dari luar negeri, Padahal yang ada, dia sama seperti anak-anak yang lain, yang bisa berbahasa Indonesia, meski memang si Affan ini anak yang pemalu, memiliki suara yang lembut dan sangat pelan. Namun dia melakukan semua yang dilakukan guru dengan baik, meski dalam keterdiamannya. Dia mampu mengerti, cepat memahami, namun satu yang tidak dimiliki Affan, yaitu kurang bisa bergaul dengan teman yang lainnya.

Mengapa? Mungkin dia menyadari bahwa dia berbeda dengan anak-anak yang lainnya, kulitnya lebih putih dari yang lain, rambutnya berwarna coklat pirang berbeda dari yang lain, sehingga membuat dia menyadari bahwa dia berbeda. Dia hanya berbicara pada teman yang duduk di sebelahnya saja, dan hanya laki-laki. Karena selama ini aku belum pernah melihat dia berbicara dengan teman perempuan, kecuali aku dan Bu Har :D Jadi suatu saat pernah kutanyakan Affan mengapa, dia hanya terseyum malu-malu.

Maka ketika waktu istirahat tiba, semua anak mengeluarkan bekalnya masing-masing, semua membawa, yang tidak membawa biasanya pergi ke kantin untuk membeli makan, atau sekedar membeli jajan ringan sebagai penganjal perut. namun tidak dengan Affan ini, kulihat dianya hanya diam, tak mengeluarkan bekal, jua gata keluar kelas untuk membeli makan, setelah kutanyai ternyata dia tidak membawa bekal " katanya mama.. nanti saja, habis pulang sekolah" jawabnya dengan suara pelan, hampir tak terdengar, maka aku meminta Gustav dan Abiyan yakni teman di sampingnya untuk berbagi. Bukankah dengan berbagi kalian bisa lebi dekat satu sama lain? kuharap begitu pula dengan Affan. :)

Dan hariku kali ini ditutup dengan pertanyaan Naya yang sengaja dibisikkan padaku.
"Bu... Affan itu yang mana sih?"
"itu hlo... yang duduk di dekatnya Abiyan"
"yang mana to bu...? yang itu?"
"iya yang itu... memangnya kenapa?"
"bu.. dia itu cowok atau cewek sih...??"
".................................." aku hany terdiam sambill melihat Affan " dia cowok Naya... masak cewek?"
"hla dia itu kayak cewek bu, ngomongnya pelan banget, malu-malu pula"
"coba lihat Affan pake nya apa? celana kan? nah kalau pake celana itu namanya cowok, tapi kalo seperti Naya, pake rok, pake jilbab itu namanya cewek, paham..??"
"hehe... soalnya suaranya kayak cewek bu, jadi Naya kira cewek juga hehe"
hadeeehh... -__-"

D+5

Affan, itu Namanya

Posted by : la plui
Date :Senin, 11 Agustus 2014
With 0komentar

Siapapun Bisa Jadi Tokoh Utama

| Sabtu, 09 Agustus 2014
Baca selengkapnya »
D+4
Diawali dengan senam aerobik yang hampir 1 jam, membuat pagi menjadi lebih segar dibanding dengan pagi-pagi sebelumnya, tapi akibatnya saya jamin, akan membuat tubuh menjadi pegal-pegal di malam harinya, ya... mungkin karena memang tidak terbiasa senam aerobik..

Lain hari maka lain pula ceritanya, maka bila hari ini tokoh utamanya adalah Naya, maka besok bisa jadi Natha, Mauli, Fayaz, Abi, Affan, Tian, atau siapa saja, Karena bukan aku yang menjadikannya tokoh utama, bukan guru yang menjadikannya tokoh utama, bukan siapa-siapa melainkan dirinya sendiri. Terlebih mereka anak-anak, mengapa? normalnya, pribadi anak-anak adalah ceria, selalu tertarik dengan hal-hal baru yang belum pernah mereka coba, maka dengan sifat bawaan ini, mereka akan bersaing, menjadi yang mendominan, atau nantinya ia kalah dengan yang sifatnya lebih atraktif dibanding dirinya. 

Begitupun dengan anak-anak kelas 6, jaman sekarang ini, mungkin mereka tumbuh dewasa terlalu cepat, mengerti hal-hal yang belum seharusnya diketahui, melakukan hal-hal yang seharusnya belum dilakukan, namun disisi positif, mereka bisa lebih dewasa, mengerti hal hal yang memang seharusnya dipahami. Cepat paham dengan kondisi yang mereka alami, lebih peka dengan peristiwa yang sedang terjadi. Ya.. Dan semoga tidak salah memilih dalam segala sesuatu hal, karena di usia mereka, pilihan selalu ada dimana-mana, memberikan pesona masing-masing yang membujuk untuk memilihnya.

Dan hari ini saya kemali tertegun mengingat pertanyaan yang dilontarkan salah satu murid kelas 6,
"Bu.. Ibu sudah menikah ya?"
"memangnya kenapa?" jawabku
"enggak kok, cuma tanya..."
"....."
"bu... kok di jari manisnya ada cincin? Ibu sudah menikah?"
"....." "memangnya kalo sudah ada cincinya berarti sudh menikah begitu?"
"enggak tau bu, lagian ibu ngajarnya di kelas satu mulu, kan kelas satu suka minta tlong buat nyebokin kalo pipis, belum bisa lancar nulis, kan kalau udah nikah punya anak kan sabar ngurus yang begituan, jadi.. mungkin ibu udah nikah gitu.."
"......." aku hanya tersenyum mendengar penjelasannya. Dan memang masuk akal juga. :D

Siapapun Bisa Jadi Tokoh Utama

Posted by : la plui
Date :Sabtu, 09 Agustus 2014
With 0komentar

Ia Tebusan

| Jumat, 08 Agustus 2014
Baca selengkapnya »
Pagi ini aku kembali memulai dengan memasuki kelas 1 A, mungkin sudah menjadi kebisaan ketika berada di sekitar anak-anak, memberikan ucapan selamat pagi, medapatkan balasan selamat pagi, memulai pagi dengan bernyanyi, melanjutkan dengan segudang cerita yang telah disiapkan dari rumah, mungkin setelah bangun pagi, mungkin juga saat perjalanan menghadapi jalanan yang biasa macet. Dan tak jarang dimulai dengan tangisan anak-anak yang tidak ingin ditinggal oleh mama. Pagi yang menyibukkan.

Anak-anak sudah terbiasa denganku, bahkan ketika mereka kesulitan melakukan sesuatu maka secara otomatis mereka mendatangiku, bertanya, menyeret tanganku untuk membantu, aku tak keberatan, kau tau...karena melakukannya adalah tebusan, tebusan dari perjalanan yang hampir memakan 30 menit waktu normal dari kos-kosan, tebusan ketika lelah sudah mencapai ubun-ubun, tebusan ketika kau harus menghabiskan waktu 1 jam untuk kemacetan di jalan pantura. Tebusan. Mungkin bagimu tak masuk akal, tapi itu bekerja untukku.

Menghabiskan waktu 6 jam bersama anak-anak kelas 1 memang menyenangkan, dan ditutup dengan memasuki lab bahasa, bernyanyi dengan bahasa Inggris, menghilangkan penat yang sudah seharian berpaku dengan pelajaran menghitung dan BTQ. Dan Selanjutnya, aku harus kembali mendampingi anak-anak kelas 6B sampai jam 2 nanti, tak bisa dibayangkan bangaimana ramainya mereka, tapi aku selalu mengingat satu hal, seramai-ramainya anak, senakal-nakalnya dia, dia tetap anak-anak, maka hadapilah ia selayaknya anak-anak. :)

D+3


Ia Tebusan

Posted by : la plui
Date :Jumat, 08 Agustus 2014
With 0komentar

Selalu Ada yang Menakjubkan

| Kamis, 07 Agustus 2014
Baca selengkapnya »
Tak ada yang salah bila kau menemui anak yang selalu berlari-lari keliling kelas, tak ada yang salah ketika kau menemui anak yang selalu ingin diperhatikan ketika ia berbicara, bahkan menarik-narik baju hanya untuk melihatkan mainannya yang baru, tak ada yang salah. Karena begitulah mereka. Kadangpun mereka berbicara sendiri, atau melakukan monodrama, mungkin dalam imajinasinya ia berbicara dengan tokoh kartun yang luarbiasa yang tiba-tiba datang untuk mengahncurkan bumi, entah bagaimanapun, ketika kau bersama anak-anak, maka hal itu akan terjadi.

Sama halnya dengan Taqi, salah satu anak kelas VI D yang tak sengaja kulihat waktu istirahat asyik dengan spidolnya di depan kelas, sendirian, sedang anak-anak yang lain hanya keluar pergi kelas, ngobrol dengan aktivitas yang biasa yang dilakukan anak-anak kelas 6, kupikir anak ini tidak punya teman atau bagaimana, tapi ternyata setelah aku mendekat dan melihat apa yang ia lakukan dengan spidol itu aku hanya tertegun, dia membuat sebuah labirin yang memanjang, rumit, sampai ketika dia selesai menggambar, banyak anak-anak yang mencoba menyelesaikan labirin itu, bahkan salah-satu anak yang kemaren mendapatkan perunggu dalam olimpiade matematika mewakili Indonesia di Singapurapun juga bergabung untuk menyelesaikan labirin itu... dan yah... kaupun bisa meneak bagaimana yang terjadi selanjutnya ketika anak dengan logika yang bagus bertemu dengan anak yang jenius :D

Namun, yang memprihatinkan adalah ternyata banyak anak yang sudah kecanduan K-pop, boleh sih ketika yang dilihat yang tidak "keras" dalam artian cara berpakaian, maupun tingkah laku artis-artis k-pop, karena sekarangpun video-video yang diunggah di You**** pun sudah teralalu melenceng dari hal yang sewajarnya, mengajarkan hal anarkis, pornografi pornoaksi tanpa sensor dan segala macam hal yang tidak baik, bukankah hal itu mampu menruntuhkan akidah? bahkan meskipun disekolahkan di Sekolah Islampun ketika tidak dibatasi kamana lagi akhirnya kalau tidak meruntuhkan akidah?

Dikelas ini aku hanya mengisi selama 2 jam saja, namun sudah membuatku mengerti bagaimana ragam anak-anak disini, banyak anak yang pendiam, hiperaktif, jenius, pintar dan banyak juga anak yang hanya melakukan ketika diminta melaukan, 
Memang tak ada yang harus disalahkan dari anak-anak, tapi yang harus diperatikan adalah bagaimana seorang pembimbing bisa membimbing anak menjadi lebih baik. :')

D+2

Selalu Ada yang Menakjubkan

Posted by : la plui
Date :Kamis, 07 Agustus 2014
With 0komentar

Apapun Namanya, Ia Tetap Anak-Anak :')

| Rabu, 06 Agustus 2014
Baca selengkapnya »
Angin pagi berhembus pelan, mengganti segala penat semalam setelah melakukan hal-hal selayaknya mahasiswa lakukan. Maka untuk hari ini aku tersenyum menyadari, bahwa aku sudah berbeda, bahwa aku sudah satu tahap lebih dalam melakukan segala hal, bahwa aku... bukan aku yang kemarin sore. Jadi untuk hal selanjutnya, aku hanya perlu menatap ke depan, melakukan dengan baik.

Ya.. hari ini, seperti yang teman-teman lakukan, hari ini adalah penerjunan PPL, praktik mengajar layaknya seorang guru berhadapan dengan murid, mendampingi, membersamai, mengayomi, memberikan yang terbaik, Dan SD ini, SD yang dulu ku hiindari, SD yang dulu benar-benar tidak ingin kutemi, tetapi takdir berkata lain, dan yah... di SD inilah aku sekarang, maka sekali lagi nasihat itu mengenaiku, "Gething iku nyanding" Namun, setelah berdiri disini, maka aku menyadari satu hal, aku kurang bersyukur, seharusnya aku menerima, seharusnya aku bersyukur, lihatlah betapa luarbiasanya mereka, anak-anak penerus bangsa yang begitu istimewa. Menyambut dengan hangat, berbicara seolah-olah kita sudah bertemu dalam waktu yang lama, begitulah, seperti yang dulu jauh sebelum aku memilih jurusan ini, karena yang memilihkan adalah para guru BK di SMAku yang luarbiasa, meskipun aku harus menyerah pada cita-citaku, meski aku harus menyerah pada satu hal yang benar-benar aku impikan, tapi beliau menasihatiku, bahwa aku hanya perlu menyukai anak-anak, karena sejatinya aku punya itu, maka untuk kali ini, aku hanya benar-benar menyadari, aku terlalu menyukai mereka.

Dan, di hari pertama, aku memasuki kelas 1A, mendampingi Ibu Har yang menjadi guru kelas, membuatku benar-benar merasa kembali ke masa lalu, ah... betapa bahagianya mereka, berlarian, bermain, bercanda tawa, dan akhirnya tenang ketika pelajaran sudah dimulai, aku menyukainya, karena aku selalu menyukai sekolah, bukan kuliah :')

Menemui anak-anak memang membuat rasa bahagia, melupakan segala masalah yang ada, disini lihatlah banyak anak-anak yang selalu ingin tahu, yang selalu menyela ketika berbicara hal-hal yang terlalu menarik, yang selalu menertawai hal-hal konyol, yang selalu protes ketika harus melakukan tugas sekolah, itulah anak-anak, selalu menyenangkan, maka ketika memilih aku akan memilih menjadi anak-anak kembali, tanpa beban, tanpa masalah, selalu bahagia :)

Dan disini, aku bertemu dengan anak-anak seperti Rayyan, yang selalu bersikap dewasa, selalu ingin mendominasi pembicaraan, dan cerdas, Seperti Affan, yang selalu terlihat seperti Oscar, karena siapapun ketika melihat Affan untuk pertama kalinya, kau akan memiliki pikiran bahwa dia adalah anak dari pasangan bule yang kesasar di Semarang :D yang pediam, tapi selalu memilih hal untuk dilakukan, Seperti Naya yang selalu bercerita mengenai Elsa, Anna, ataupun Shofia, Seperti Bunga yang cekatan mengerjakan tugas, memberikan jawaban terbaik yang ia punya, dan seperti Joda yang selalu memiliki satu hal yang anak-anak lain tidak punya, atau Afif dan Gustav , atau Natha, Icha, Raihan, dan lainnya...

Dan untuk selanjutnya... 
Hanya "lakukan dengan baik"

D+1

Apapun Namanya, Ia Tetap Anak-Anak :')

Posted by : la plui
Date :Rabu, 06 Agustus 2014
With 0komentar

Pilihan

| Sabtu, 26 Juli 2014
Baca selengkapnya »
Pilihan, ya... semua orang pernah punya, mereka, dirimu bahkan diriku.
Seperti ketika seseorang ingin pergi jauh, maka ia juga harus memilih bus mana yang nantinya akan mengantarkannya sampai ke tujuan,
Simple, tapi sulit untuk memutuskan,
Seperti kau memutuskan untuk istirahat sebentar lalu melajutkan perjalanan, atau kau selalu berjalan tanpa menoleh sedikitpun, atau mungkin kau memutuskan berbelok arah, karena kau merasa salah jalan
Karena kau punya pilihan,
Seperti kau menikah lalu melanjutkan hidup, atau kau ingin menghabiskan masa mudamu baru kemudian berkeluarga,
Dan pilihan selalu ada, selalu memaksa untuk memilihnya satu, bukan kedua-duanya, bukan ketiganya, hanya satu, dan itu sungguh melelahkan
Seperti kau memilih untuk berhenti menyukai seseorang, atau tetap memilih menyukainya apapun yang terjadi,
Seperti kau memilih untuk menunggunya sampai kapanpun itu, atau kau meninggalkannya tanpa ucapan selamat tinggal
Seperti kau memilih untuk mengatakan bahwa kau menyukainya atau memendamnya dalam-dalam, hingga nantinya dia mengetahuinya sendiri atau sampai mati kau bawa pergi
Karena kau punya pilihan. Sebuah pilihan yang menjadi awal kisah hidupmu,
Maka pikirkan pilihanmu baik-baik, bukankah kau tak ingin menyesal di akhir kisahmu? dan jika, kau memilih namun kemudian kau meragu, tinggalkan, karena keraguan sama saja kau putus asa terhadap pilihanmu.
Pilihan selalu datang, baik saat kau sedang bahagia atau kau sedang tak baik,
Dan kadang pilihan bisa saja begitu menakutkan
Namun juga bisa membahagiakan,

Begitupun aku, memikirkannya ulang membuatku mengerti satu hal, Bahwa ia bisa begitu menyakitkan. Kuharap kau mengerti, atau lebih baik, pergi saja jauh-jauh, karena aku tetap disini. Jadi karena aku tetap disini, maka silahkan pergi...
Haenbokhagil baralke

Pilihan

Posted by : la plui
Date :Sabtu, 26 Juli 2014
With 0komentar

Iya, itu jawabanku

| Selasa, 22 Juli 2014
Baca selengkapnya »
Malam ini hujan kembali datang,
dan kembali memaksaku pergi ke beberapa tahun silam
Selama ini, aku sudah tak ingin mengingatnya lagi, tapi lagi-lagi hujan selalu datang di saat yang terlalu tepat
Kukatakan aku sudah melupakan masa-masa itu, 
Tapi apa arti bisa melupakan bila nyatanya aku bisa kembali lagi
Mungkin memang untuk tidak dilupakan
Mungkin memang untuk dikenang

Ah... apakah dosa memang selalu semanis itu?
.....................

Iya, itu jawabanku

Posted by : la plui
Date :Selasa, 22 Juli 2014
With 0komentar

Ada Alasan dibalik Kau Bahagia

| Rabu, 16 Juli 2014
Baca selengkapnya »

Bahagia.
Banyak alasan dibalik kebahagiaan seseorang, bukankah memang selalu ada hal yang membuat kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling bahagia? paling diberkahi melebihi orang-orang disekitar kita, bahkan bila dibandingkan dengan para pemain Jerman yang bisa mempersembahkan nama mereka untuk negara kau merasa bahwa itu belum ada apa-apanya dibanding bahagia yang kau punya sekarang. Aneh?? tapi untuk beberapa hal, itu memang terjadi.


Banyak alasan mengapa seseorang bahagia, mungkin kau bahagia hanya karena sebuah ucapan seseorang yang kau tunggu selama beberapa minggu, atau mungkin kau bahagia karena seseorang menyapamu lebih dulu, bukan karena dia istimewa, atau bisa saja kau hanya tau namanya saja. Simpel memang, tapi itu memang terjadi, kau pun pasti pernah mengalaminya.

Banyak alasan untuk merasa bahagia, seperti hari ini, begitu lancar, begitu hebat, begitu bahagia. Padahal sebelumnya aku pernah merasa begitu ragu untuk memulainya, begitu banyak orang, begitu banyak hal yang perlu dikhawatirkan, dan tak ada alasan kau untuk tidak memulainya. Jadilah aku disini, melakukannya dengan penuh hati-hati, namun kulihat kalian disana, juga dengan khawatir yang dibawa. Ada satu hal yang menarik perhatianku disana, dan aku tak tau mengapa aku merasa perlu bahagia.

Bahagia memang sederhana, mungkin kau hanya perlu memejamkan mata untuk beberapa saat saja, merasakan hal terpenting dihidupmu, atau sekedar memikirkan kejadian yang bertahun-tahun lalu yang masih tertimbun di hati, bukankah bahagiia memang sederhana? hanya perlu menyentuh satu sisi dihatimu yang saat itu beku, lalu kaupun diam-diam tersenyum, diam-diam, tanpa seorangpun tau betapa bahagianya kau saat itu.

Pagi itu, setelah beberapa hari kami mengulur waktu untuk berbicara, menunda untuk menyapa terlebih dahulu, menahan kata yang sudah tersusun rapi, tiba-tiba kau menyapa terlebih dahulu, aku hanya tersenyum, bukankah hal terbaik ketika kau sedang bermusuhan adalah dengan berbaikan??? Maka untuk alasan itu aku merasa aku terlalu bahagia.

Dan aku tak tau mengapa, tiba-tiba semuanya menjadi sempurna....

Ada Alasan dibalik Kau Bahagia

Posted by : la plui
Date :Rabu, 16 Juli 2014
With 0komentar

monodrama-mu

| Sabtu, 12 Juli 2014
Baca selengkapnya »
Aku hanya berdiri sendiri, tak ada "kita" di senja yang menawan ini
Kau tanya "dimana"  maka, bagaimana bisa aku menjawabnya, sedang kau sendiri tak punya
dan di suatu waktu yang kita mungkin bisa bicara, lihatlah... bukankah ini tidak menjelaskan apa-apa 
Kau menatapku sedih. bukankah aku benar?
ini sama saja dengan aku yang menyukai memasak tapi aku tidak punya dapur, atau aku suka membuat kue tapi aku tidak punya tepung. Sama saja. Dan kau hanya diam, menunduk.

Bisakah kau menjelaskan apa yang telah terjadi? mungkin aku bisa memaafkanmu.
ah.. aku memang egois, Jadi pergilah, kau juga berhak bahagia
Lalu kita berjalanan berlawanan arah, mengucap selamat tinggal yang tertinggal di tenggorokan
Menyakitkan bukan? apa daya, bukankah masih ada waktu
ya.. waktu, waktu adalah penyembuh terbaik, namun waktumu sudah kau habiskan untuk beberapa episode yang kaupun diam-diam merutukinya tiap malam
Dan aku, waktuku habis, untuk kau gunakan selagi aku tertidur
Bisakan aku meminta waktu lagi? meminta waktuku..
Aku tau sudah terlambat,
Aku tau itu,

7 tahun, bagaimana bisa aku tak menyadari bila telah selama itu
bodohnya hanya menganggap bahwa setiap tahun adalah sama
bodohnya karena aku tak melihatmu duduk disana menungguku
bodohnya bila ternyata selama itu hanya melewatimu tanpa memberimu waktu mengucapkan selamat pagi untukku
dan bodohnya, jadi biar kutanyakan lagi? bisakah aku meminta waktuku lagi?
namun penantiannya telah hilang, bersama senyumnya yang paling menawan
dan aku hanya tergugu, menyesal tanpa sempat berbicara, karena dia telah tiada
maka aku menjadi gila, berteriak padamu untuk mengembalikan waktuku 
dan kau hanya menyesal, menyesal.

Seharusnya kau memberitahuku, mungkin aku akan sempat mendengar ia mengucapkan selamat pagi untuku
Sudahlah, ia sudah pergi, 
Namun, bisakah aku meminta waktu lagi?

monodrama-mu

Posted by : la plui
Date :Sabtu, 12 Juli 2014
With 0komentar

Golongan Darah O

| Jumat, 04 Juli 2014
Baca selengkapnya »
So....??

GolDar #O ketika bertemu dengan orang yang ia sukai, bingung, dan tidak tau harus berbuat apa (bener pake banget kekeke)

#O itu cenderung keras sama diri sendiri tapi tidak untuk orang lain

Urusan waktu, #O paling gak bisa yang namanya menunggu. (yapp hehe)

Bagi #O, penampilan itu... apa saja. asal gak kaku dan bisa bikin percaya diri

#O itu curhatnya biasanya sama #AB, walaupun ujung2nya malah diceramahin AB, tapi O justru suka kritikan yg membangun (suka curhat...??? kayaknya enggak deh)

"Perempuan Golongan darah O adalah perempuan berkemauan keras dan laki-laki dengan darah yang sama terlalu berbahaya bagi mereka, hubungan mereka akan lebih seperti perang. Cocok untuk laki-laki yang praktis seperti A. Laki-laki tipe B dengan mudah bisa menarik mereka, tetapi juga dengan cepat mendorong mereka pergi. AB adalah kelompok pemimpi yang dapat memberi luka pada perempuan dengan golongan darah O."

#O selalu ingin jadi yang terdepan, tingkat percaya diri tinggi, tapi gampang menyerah kalau sudah gagal

#O itu sering dijadiin pemimpin
Kebiasaan dari #O: keras kepala, pingin punya teman baik yg banyak, gak terlalu suka sama tekanan

Eh #O, masih sering galau gara2 masalah? (yang ini bener)

Kamu #O ya? | Kok tau? | Karna kamu itu suka humor, seneng diskusi & ternyata romantis juga
Hidup #O itu kental banget sama prinsip. bahkan hal sepelepun itu harus ada aturan mainnya

#O itu suka merugikan diri sendiri demi hanya 1 orang yang penting di hidupnya. abis itu nyesel sendiri dianya

#O itu kalau lagi marah kadang orang yang gak bersalah kena getahnya juga-_-

#O itu tingkat kelabilannya paling tinggi, perasaannya juga suka berubah-ubah kayak bunglon/?

#O itu paling sering di kecewain temen deketnya. padahal O sering banget mengalah (ya.. begitulah, lebih baik mengalah)

GolDar #O bukan tipe penjilat
Nggak suka, bilang apa adanya

#O di hubungin mantan lagi yaa? awas cinta lama balik lagi loh/? (ohooo...)

Pagi #O, O itu pulang pagi, besoknya berangkat lagi. kalau kesiangan ya paling gak masuk dianya

#O itu ngalong karena moodnya lagi bagus
#O itu memangnya egois?? kamu gak liat apa? mereka itu pedulian lohh
#O "Hidup untuk membuat semuanya menjadi bahagia"
#O itu kalau udah males bikin tugas, bakal ditinggalin deh itu tugas. tapi, pas mau dikumpul, dia langsung gunain the power of kepepet/? wkwk

Hey #O, kamu itu setia kawan banget, cuma gampang dikibulin?

Ciyeee #O yang demen makan tapi gak gendut2 ciyeee (trus kapann dong bisa ndut nya??)
Ibarat tawon, #O gak bakal nyerang kalo dia gak kepepet/?
\#O itu kalau bawelnya lagi kumat, orang2 di sekitarnya pasti bilang "ini anak ngomong apa sih, gak jelas masa-_-"

#O itu kalau udah marah bawaannya pasti diem, dan mau ngomong lagi kalau keadaan hatinya udah stabil

#O itu orangnya dewasa, berpikir panjang, dan paling bisa mengerti apa yang sedang orang lain rasakan. bener kan?

#O itu egois tingkat dewa, tapi kadang bisa jadi peduli banget sama orang lain

#O itu kalau lagi nangis gak butuh di hibur, dia hanya perlu di tinggal sendiri

#O paling sering ngertiin orang lain, tapi gak pernah dingertiin

#O itu kalau udah sama kelompoknya, lebaynya gak ketulungan dan jadi moodboster buat yang lainnya

#O itu tetep baik sama orang yang ngejahatin dia

#O itu kalau suka sama orang sulit dipendem. tapi, kalau cemburu jago banget nyembunyiinnya

#O itu suka yang namanya adu mulut, bentak-bentak orang. tapi, setelah itu dia bakal ngerasa bersalah terus nangis-_-

#O itu kalau lagi jutek, jangan dijutekin balik. itu kode supaya di baikin/manjain/?

#O itu suka ngedumel didalem hati

#O itu gak bisa frontal

#O itu kalau lagi di kelas bawaannya gak bisa diem. Bener?

Hey #O, masih suka nyeletuk?

#O "To me, trust is everything"

#O itu suka canggung kalau ngomong sama orang yang disuka. bahkan kadang sampe mau ngomong tapi mulutnya O gak bisa gerak/? (bener....)

#O itu kadang garing, kadang lawak. tapi kebanyakan lawaknya/?

Katanya, #O itu kalau ada temen minta traktir pasti bakal di traktir. tapi, kalau saudara minta traktir, kadang O pelit

#O itu kalau nasehatin orang kata2nya bijak banget

#O itu pinter banget nyembunyiin masalahnya seolah2 gak ada apa2 (ya...memang, buat apa punya masalah diumbar hehe)

sumber : Simple thinking about boold type

Golongan Darah O

Posted by : la plui
Date :Jumat, 04 Juli 2014
With 0komentar

Tidak Sama

| Rabu, 18 Juni 2014
Baca selengkapnya »
Aku buta jarak. Aku buta arah. Karena aku kira selama ini akan baik-baik saja.
Maka aku hanya berputar pada dunia yang itu-itu saja, tanpa tahu dimana aku menghadap, tanpa mengerti seberapa jarak yang akan menjauhkanku. Sungguh, aku mengira baik-baik saja, tanpa tahu bahwa ada yang berubah, ada yang berbeda.Jadi dimana aku sekarang?

Aku selalu mendengar bahwa kita menatap bulan yang sama, menatap langit yang sama, dan aku mempercayainya. Benar memang, ia langit yang sama dengan langit kemarin siang, ia bulan yang sama dengan bulan-bulan yang menatap bumi selama ini, tapi aku baru menyadari bahwa apa yang kita lihat tidaklah sama seperti apa yang kita lihat. Kita bahkan punya prespektif yang jauh dari kata sama, sisiku dan sisimu berlainan diagonal, bisakah kau mengatakannya sekali lagi bahwa yang terlihat sama? Maka aku akan meninggalkanmu sendirian, bukan sebaliknya.

Katakanlah selama ini aku masih terlelap, bersinergi dengan dingin yang selalu kudengar kau selalu mencampakkannya, begitu kesulitankah kau bernafas? tapi aku menyukainya, meski berkali-kali aku menerima penolakanmu keluar melihatnya. Baiklah.. mungkin memang benar. Aku memang ditakdirkan sendiri, meski kau selalu berkata, sekalipun tak ada aku, pasti ada yang mengulurkan tangannya untukmu. Kau tau..? tak pernah aku menerimanya, mereka kata ini hanya masalah sopan-santun yang ada di negara kita, tak masalah bukan ketika sekali-kali aku menerima uluran tanganya. Tapi sudah kubilang, berkali-kali pula, apa kau tak mengingatnya? aku katakan aku tak kan menerimanya, apa kau punya semacam alzheimer? Oh Tuhan, Tak apa, biar kutegaskan untuk terakhir kalinya, karena mungkin setelah ini, aku tak lagi (bisa) berbicara padamu. Jadi harus bagaimana agar kau bisa percaya kalau aku tak akan menerimanya? sampai berapa tahun lagi..? Aku hanya tak tau.

"Ingatlah kita sudah tak berpijak pada garis yang sama" mungkin sorot matamu ingin menyembunyikan kalimat itu dariku, tapi apa dayamu, aku sudah menangkap pesan tersiratmu, Apa kau ingin menyangkalnya bahwa aku hanya gadis yang sok bisa membaca pikiran orang? tapi maaf, aku memang bisa membacanya. Mungkin selama ini, kau menyembunyikan hal-hal itu dariku, tapi aku sudah mengetahuinya, jauh sebelum kau berkata jujur padaku. Maafkan aku tak memberitaumu. Maafkan aku.

Jadi, mungkin kau bertanya padaku, lagi. Tentang beberapa penggal maaf yang kau lempar kebas. Tentang sederet alasan yang kau susun beberapa hari sebelum bertatap muka denganku, apa masalahnya? Sudahlah, aku juga sudah lelah terkurung dalam sangkar yang akupun tak tau siapa pemiliknya, maka aku meninggalkannya, bukan masalah tega atau tak tega. Ini masalahku dengan diriku. Meski tak sedikit kau dan mereka terlibat dengan masalahku.

Dan, meski terlihat seperti kata-kata murahan, bukankah kata maaf adalah kata terbaik sebelum seseorang tak ingin melibatkan lagi di kisah hidupmu selanjutnya? 






Tidak Sama

Posted by : la plui
Date :Rabu, 18 Juni 2014
With 0komentar

I just wanna be your little daughter :)

| Kamis, 29 Mei 2014
Baca selengkapnya »

Well, aku akan menceritakan sebuah kisah masa kecilku, tidak istimewa hanya saja selalu punya tempat tersendiri untuk dikenang. Cerita ini terjadi jauh dimasa lalu, sebelum aku dewasa, sebelum aku mengerti, sebelum semuanya menjadi teramat rumit. Jangan bertanya mengapa, karena kau akan mengetahuinya sebentar lagi.

Pada masa itu, aku baru memasuki tahun kedua di Sekolah dasar, yaa.. Kelas 2 SD, bisakah kau bayangkan bagaimana polosnya, cara berfikirnya, cara berbicara yang sok dewasa, cara memandang apapun. Begitupun denganku, Aku kecil adalah anak yang tak mau mengalah, menganggap bahwa yang kulakukan selalu benar, selalu hebat. Bukankah memang hebat?? :D

Waktu itu, desa sedang ramai dengan hajatan, orang menikah dimana-mana, tak terkecuali tetangga sebelah, putri satu-satunya budhe bini, mbak epi. Yang ku tau mbak epi menikah dengan seorang bujang dari purwodadi, mungkin purworejo, aku lupa. Tapi waktu itu aku hanya tau bahwa dia berasal dari jauh, jauuh. 

Jadi setelah menikah, mbak epi tak pulang. Lalu aku hanya bertanya pada budhe, mengapa mbak epi tak pulang, mengapa mbak epi tak kembali berminggu-minggu dan ia hanya menjawab bahwa mbk epi sudah punya kehidupan sendiri disana. Aku kecil tak paham namun aku tetap mengangguk takzim. Dan baru 7 tahun setelahnya aku paham mengapa budhe mengatakan seperti itu.

Setelah mbak epi, mbak umi dan mbak anik menyusul menikah. Sama, mereka juga pergi. Mengapa mereka harus pergi? Bukankah tinggal disini juga bisa? Apakah semua anak perempuan juga seperti itu nantinya? Simbahku hanya tertawa kecil. Aku hanya cemberut, pertanyaanku sangat serius, tapi kenapa Simbah hanya tertawa? Dan aku hanya dongkol ketika jawaban yang kudapat dari simbah hanya dua kata "sudah tradisi"

Maka aku bertanya pada ayah, mungkin ayah bisa menjawabnya. Dan ketika aku menanyakannya maka ayah tersenyum, menjelaskan bahwa Arrijalu qowwamuna Alannisa', seorang perempuan memang sudah sewajarnya ikut suaminya, bukankah suami itu pemimpin? Kelak jika sudah saatnya kau menikah nanti kau juga begitu, ikut suami, karena setelah menikah nanti anak perempuan bukan lagi tanggung jawab orangtua, tapi tanggungjawab suami. Aku memotong "Jadi nanti... Apakah lia juga meninggalkan ayah dan ibu? Pergi dari sini? Tidak kembali seperti mbak anik? Seperti mbak epi? Kalau begitu lia tidak mau menikah, lia hanya akan tinggal disini, lia hanya akan menjadi putri ayah, tidak pergi" ujarku spontan dan Ibu hanya tersenyum, kelak suatu saat kau akan tau hakikat menikah.

Dan sekarang aku sudah paham betul, mengapa orang harus menikah. Mengapa seorang perempuan harus taat kepada suami. Bahwa menikah adalah ibadah, bahwa menikah adalah sunnah nabi.

Lalu pertanyaanmu kemarin apa harus kujawab sekarang ibu...?? Kurasa banyak yang masih kutakutkan, kurasa masih banyak yang perlu kusiapkan, dan kurasa bukan sekarang, Karena aku masih ingin menjadi putri kecilmu. :)


I just wanna be your little daughter :)

Posted by : la plui
Date :Kamis, 29 Mei 2014
With 0komentar

Selamat Pagi

| Sabtu, 17 Mei 2014
Baca selengkapnya »
Selamat datang pagi... sudah beberapa kali kita bertatap muka, jadi ijinkan nantinya aku bertatap muka denganmu lagi dilain hari, dilain pagi. Karena bertemu denganmu adalahh salah satu hal termanis dalam hidupku.

Selamat pagi, pagi dan selamat pagi bagimu yang sekarang beragkat ke tempat kerja, bagimu yang beraktivitas di lautan, bagimu yang menanti senja, bagimu yang baru membuka mata, indah bukan? tapi ketahuilah indahnya hanya sementara saja... bagimu yang baru membuka mata, karena dunia saja terlalu mengerikan, tapi tak ada salahnya kau menikmati pagi, sama sepertiku yang juga penikmat pagi. Selamat pagi.

Selamat pagi, untuk ayah bunda, untuk semua hal yang telah dilakukan, untuk semua yang telah dikorbankan, dan selamat pagi untuk adik istimewaku, yang saking istimewanya aku tak tau harus menyebutmu apa, Aku tau kau selalu merindukanku, namun selalu kau tak pernah memberitahuku. Kau sama seperti ayah, menyayangiku dalam diam, tak pernah berkata namun selalu menunjukkan. Semoga kalia selalu dilindungi oleh.Nya, selalu diberi kesehatan, selalu dalam karunianya, Sebentar lagi aku akan pulang...

Selamat pagi Embah putri.. satu-satunya simbah yang masih kupunya saat ini, Bagaimana dengan keadaanmu wahai wanita yang paling dihormati ayah? semoga tak seperti kemaren-kemaren yang selalu kau ceritakan padaku. Aku menyayangimu, Sama seperti ketika aku masih kecil, sama seperti ketika kita selalu memakan ubi setiap paginya, memang nikmat... bahkan ketika pulang, dan aku ingin memakannya, kau pun membuatkan untukku.. ubi bakar yang nikmat, senikmat masa-masa kita bertiga dulu.. Jauh sebelum mbah kakung pergi, Allahumagfirlahu warhamhu wafu'anhu... Semoga beliau ditempatkan paling indah..

Selamat pagi kau wahai keponakanku, yang selalu menempel kemanapun, waktu itu kau bahkan menangis ketika aku tak segera mengulurkan tanganku, kau bahkan menangis ketika aku kembali ke semarang, waktu itu hati terasa berat, jadi bagaimana keadaan kalian? Jangan melakukan hal bodoh lagi, jangan melakukan kesalahan fatal lagi, kau sudah besar, kau juga tahu mana yang benar mana yang salah. Hai Fathkul... kau sudah besar sekarang, kelas 2 SMP, dan sekarang kau terlalu banyak diam disini, apa salahnya kita berbicara lagi, sama seperti ketika kita bercanda dulu. Ah.. mungkin kau merasa sudah terlalu besar untuk  berkumpul dengan kita lagi, oke tak apa... jangan terlalu mengurung diri, lupakan kesalahan terbesarmu, aku masih ada untukmu ketika kau ingin bercerita denganku, Aku masih ada disini, jadi jangan terlalu menyalahkan masa lalu, adakalanya memang masa lalu terlalu mencekik untuk diingat, untuk dilupakan, anggap saja kejadian itu hukuman Allah atas tindakanmu. Sudahlah jangan menangis lagi, lupakan pukulan-pukulan yang kau terima, anggap saja itu adalah semacam latihan ringan. Tersenyumlah, pagi masih selalu tersenyum untukmu.

Selamat pagi, teman.. dimana kalian? tak rindukah kalian padaku, kalian yang selalu kusebut dalam do'a.. aku bahkan tak punya kesempatan menyapamu, apa salahnya memberitahuku ketika kau mengganti nomor handphone mu? tak apalah... kurasa kalian terlalu sibuk untuk memberitahukan kabar kalian, Ya.. aku bahkan disini sibuk menggambar langit untuk mengingat wajah kalian.. saat ini disaat langit berwarna biru, disaat lagit tak berawan, ketahuilah saat itu aku selalu mengingat kalian, semoga kalian baik-baik saja, selalu dalam lindungaNya.

Selamat pagi kau Yakub.. dimana kau sekarang? masihkan kau memanggil namaku? kuharap kau masih mengingatku. Pagi ini indah bukan?

Selamat pagi hai prince bubble tea, haha... tak seharusnya kau kusebut dalam tulisan pagiku ini, jadi apa yang bisa kulakukan sekarang, gegara kau aku menyukai choco bubbletea.. nanti.. kalau telepatiku berhasil sampai, sampaikan salam ku untuk kesebelas lainnya, katakan selamat pagi...

Selamat pagi jodohku...? bagaimana seharusnya aku mengatakannya? semoga kita dipertemukan dengan pertemuan yang indah. pada malam hari? pada siang hari? tidak... aku menyukainya ketika kita bertemu diantaranya :) selamat pagi...

Selamat pagi...? bahkan aku tidak dilahirkan diwaktu pagi hari, aku justru membuka mata disenja, indah bukan, namun aku tetap menyukai pagi, menyukai mu.. jadi selamat pagi :))

Selamat Pagi

Posted by : la plui
Date :Sabtu, 17 Mei 2014
With 0komentar

Jadi Begini Rasanya

| Kamis, 15 Mei 2014
Baca selengkapnya »
Jadi bagimana rasanya...
Mengenal orang yang sejatinya tak kukenal
Mengenal orang tapi yang dikenal tak mengenalku
Mengenal orang yang seharusnya tak kukenal
Jadi begini rasanya...
Dan orang itu tiba-tiba saja pergi, dia bukan apa-apa, tapi sudah seperti keluarga
dia bukan siapa-siapa, hanya aku merasa telah mengenalnya sedemikian rupa
dia bukan siapa-siapa, tapi sudah seperti saudara...
dia bukan siapa-siapa, tapi aku berdo'a suatu saat dia tidak hanya "bukan siapa-siapa"
Jadi begini rasanya...

Hai kau pecinta galaxy...
kau tau, aku juga mencintai galaxy.. kuharap suatu saat kamu tau..
kuharap kita bisa berbicara tentangnya
kuharap kau tidak pergi,
setidaknya suatu saat kau tau namaku...
namun sepertinya itu tidak mungkin,
karena sekarang,
bisa saja kau sudah selangkah lagi untuk pergi
meninggalkan tempatmu,
meninggalkanku.
Jadi begini rasanya..

"WYF"

Jadi Begini Rasanya

Posted by : la plui
Date :Kamis, 15 Mei 2014
With 2komentar

Komitmen

| Kamis, 08 Mei 2014
Baca selengkapnya »
Oke fine, ternyata saya lebih tertarik untuk bikin corat coret disini dari pada ngerevisi proposal hehe... menggalau ria, sembari diiringi lagu-lagu yang tak seharusnya didengar pada jam segini "rock".

Jadi apa tema kali ini? Komitmen. Ya... komitmen, satu kata yang dua minggu ini terlalu banyak menghinggapi otak saya, banyak sekali teman yang selalu mengungkit kata ini, mengulang-ulang, dua kali, lima kali, tiga belas kali mungkin sampai nanti, sampai saya tidak bisa menghitungnya lagi. Apa artinya komitmen jika digembor-gembor tapi tak ada bukti konkret? toh, masing-masing dari kita juga udah tau apa itu komitmen, bukan hanya tau, tapi sudah hafal betul dalam luarnya. Tapi salah siapa? Setidaknya, bukan salah ibu mengandung.

Tepat dua minggu, ketika pengorbanan sudah tidak dihitung pengorbanan lagi, ketika harga sebuah pertemuan dibayar dengan rentetan alasan bodoh, siapa yang tidak marah, ya... kami memang tidak marah, hanya diam, bukankah dulu mereka yang merasa paling pemberani? paling antusias? paling semangat? paling terdepan? tapi nyatanya benar-benar seperti pengecut, tertunduk, tak berani menatap, duhai... dimana kata-katamu sebulan itu kawan? benarkah ini benar-benar dirimu? aku bahkan tak mengerti apa yang sedang kau bicarakan saat ini, okelah... kau boleh saja mengatakan cari aman, mengatakan ini yang terbaik, mengatakan kita tak akan berhasil dengan perbandingan ini, tapi bolehkah aku bertanya satu hal padamu? apa arti berusaha?

Kau lagi-lagi terdiam, sudahlah... aku tak ingin menambah panjang urusan ini, biar saja, karena kau mungkin saja sudah membuat keputusan, bersama dua temanmu lainnya, atau mungkin kau akan mengajak yang lainnya, terserah... aku hanya ingin menyelesaikan apa yang kau mulai. Hanya tak bisakah kau memikirkan ulang keputusanmu? dan... memang tak bisa. Sudahlah... saya menghormatinya.

Jadi, bagimu apa komitmen itu... ingin sekali kutanyakan, tapi mungkin kita tidak punya kesempatan untuk bertemu (lagi)

Komitmen

Posted by : la plui
Date :Kamis, 08 Mei 2014
With 0komentar

My Beloved Rendra

| Minggu, 13 April 2014
Baca selengkapnya »
Namanya Rendra, padahal saya enggak tau itu cowok atau cewek, anggap saja dia cowok, jadi nama yang saya berikan tidak sia-sia :D 
Jadi... waktu itu, saya sedang sedang praktikum ipa, kelompok saya sedang membuktikan berbagai makanan yang berbahaya yang mengandung boraks, dan kelompok tetangga sedang praktik tentang pencemaran yang terjadi pada makhluk hidup, dan obyeknya adalah ikan. Begitu kagetnya saya ketika ikan tersebut diberi perlakuan dengan dimasukkan pada air yang telah dicampur dengan cuka, air panas dan detergen (malangnya kau nak... bukankah dia juga punya nyawa? tak adil bukan? tapi apa yang bisa saya lakukan, ini adalah praktik, tapi tetap saja saya tak suka, bukankah banyak daftar paraktikum selain pencemaran? maksudnya. kita toh tidak harus mengorbankan makhluk hidup, mereka juga punya hak untuk hidup, saya bahkan tidak bisa mengatakan apa-apa, melihat matanya arggghh.... itu membuat sesak hati saya, saya bahkan tidak apa-apa kalau saya dibilang aneh -__- tapi saya sungguh menyayangi binatang)
Sejenak saya melihatnya lagi, tubuhnya bergolak, mungkin bila ia bisa bergerak atau berteriak ia akan meminta tolong, setidaknya akan mengeluarkan suara, namun ia bahkan tak bersuara, hanya diam, memberontak, matanya sayup seakan mengatakan "tolonglah saya..kenapa melakukan ini pada saya, apa salah saya?" ah... saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya tak ingat berapa jumlah ikan emas itu, yang saya tau lebih dari beberapa. Dan setelah selesai mereka praktik, saya mengambil ikan tersebut yang memang tersisa 3, karena tak ada yang mengurusnya, akhirnya saya mengambilnya untuk dirawat saya.

Setelah sampai kos, dan meletakkan ikan tersebut pada botol yang sudah tak terpakai, saya memutuskan untuk memberi nama keduanya. Rendra dan Nata. Rendra memiliki tubuh kecil dan warna oranye nya yang pudar sedangkan Nata memiliki tubuh lumayan besar dan memiliki warna oranye yang kuat. Saya menyukainya, neomu neomu :D
Namun Nata memiliki umur yang singkat, keesokkan harinya ia sudah mengapung dengan tubuh pucatnya, ah... mungkin tak sanggup gegara praktikum kemaren. Tapi Rendra masih hidup, berputar-putar, mungkin lapar.
hanya 6 butir makanan yang saya berikan, setiap pagi dan sore.

#Stayhealty Rendra :)

My Beloved Rendra

Posted by : la plui
Date :Minggu, 13 April 2014
With 0komentar

Maafkan

| Senin, 31 Maret 2014
Baca selengkapnya »
Betapapun jauhnya itu... saya tetap saja memikirkan, apa yang dimakan, apakah baik-baik saja disana, apakah mengingat saya yang jauh disini, seberapa rindu kepada saya disini, apakah sebahagia saya disini, bahagia yang menyakitkan.... namun ternyata memikirkan juga menjadi masalah saya. Maafkan saya.

Adakalanya saya menghindar untuk kembali. Saya tahu pasti Yang Kuasa menjaga, mengawasi namun apalah daya saya begitu rapuh untuk menerima segalanya. Maafkan saya.

Hanya ijinkan saya pergi, meski nantinya saya timpakan beban yang mungkin tak sanggup di tanggung. Apalah yang bisa saya persembahkan, karena saya adalah anak durhaka itu. Bolehkan saya menggugat takdir? Mohon Maafkan saya. Mohon....

Berat. Tuhan tahu betapa berat hidup saya. Hingga mereka-mereka kira saya tak pernah ada masalah sedikitpun. Taukah kawan.... jangan tertipu senyum palsu, jangan terlena dengan candaan menawan, karena ia tak bisa mengukur seberapa berat beban yang ditanggung. Saya tak minta dikasihani, sungguh sekuku jari tanganpun tidak. Lalu apa salahnya jika saya menangisi hidup saya? saya tahu pasti itu dilarang, tapi bisakah saya mengulurnya lima menit saja? Karena yang saya punya sekarang hanya air mata. Maafkan saya.

Duhai... benar saya tidak ingin berandai. Karena menginsyafi hidup adalah yang bisa saya lakukan. melangkah, melupakan. Apalah daya si anak durhaka... merelakan pun mungkin ia tak pernah mampu. Tapi ajarkan ia,bagaimana menyentuh ikhlas, membiarkan segala hatinya ringan, seringan kapas, Ajarkan ia menjadi anak baik, yang nantinya menghapus segala kedurhakaannya kepada hidup, kepada yang memberi. Ajarkan bagaimana ia mencintai setelah terluka. Ajarkan ia menutup lukanya dalam-dalam. Ajarkan ia bertahan..  setidaknya memberi senyum kepada yang tak bernyawa. Maafkan saya.. sungguh maafkan...

Apalah arti kesempurnaan... bahkan ia tak pernah ada. jangan kau samakan ia dengan nalai seratus yang diberikan guru kepadamu. Karena saya punya itu. bertumpuk-tumpuk tiga tahun kebelakang. Rasanya menyakitkan. Apalah artinya mendapatkan yang terbaik, pujian yang berlipat-lipat. Karena saya pernah punya itu.. bertahun-tahun yang lalu. dan sekarang saya menyesalinya, tak ada gunanya, hanya kau terlihat baik dimata orang. Dan akhirnya mengikatmu. melakukan ini, melakukan itu, tak boleh ini tak boleh itu. Apakah saya menggugat, anggap saja iya...bagaimana bila saya tumpahruahkan rahasia? Mungkin bisa saja saya berpegangan pada tangga.. Biarkan saja ia membusuk, dalam, dan tak tersentuh selamanya. Dan terkubur bersama mayat yang terbujur kaku. meliukkan kidung kematian yang menyakiti siapa saja yang mendengarnya. Ah...lupakan itu hanya omong kosong. Bukankah lidah tak bertulang. karena kejujuran adalah mata. Tapi mata tak sanggup bicara. Ia hanya menyaksikan, melihat tanpa memberi tahu seperti apakan hidup saya. Maafkan saya..maafkan saya

Tuhan memberi saya kekuatan, namun saya hanya berani mengambilnya sedikit. Dan itu adalah kesalahan saya. bagaimana bisa ia serapuh itu... Tuhan.. saya hanya tak kuat menahan nafas melihatnya, sakit rasanya disini. Bisakah saya tukar hidup saya untuk itu.. melihatnya bahagia, membiarkannya bernafas lega.. karena ia juga berhak untuk itu. 
Jangan kira ini adalah film saga, yang laris di bioskop dengan banderol mahal. Ia tak semurah itu.. 
Maafkan... Maafkan saya, apapun itu maafkan saya..

Kesalahan saya bertumpuk tumpuk. jadi yang saya bisa lakukan hanya memohon, merintih maafkan saya maafkan saya. berulang ulang, berpuluh-puluh. Tak ada ampun.. dan saya hanya menangis tergugu di daun pintu yang tak berkunci. memegangi kaki kedua kaki saya. Lihatlah... ia hanya seonggok daging tak berguna.. hanya bisa memohon. Lalu katakan pada saya, apa yang saya bisa lakukan? saya sudah melakukan semuanya, jadi biarlah saya memohon. Setidaknya ketika saya harus menunggu beberapa tahun, Dan Tuhan akan menjaga, ketika saya menunggu disini. Jadi maafkan saya... maafkan

Maafkan karena itu tak pernah cukup, maafkan untuk maaf yang tak tersampaikan... 




Maafkan

Posted by : la plui
Date :Senin, 31 Maret 2014
With 0komentar

Rabu

| Sabtu, 29 Maret 2014
Baca selengkapnya »
Bukan aku membenci Rabu,
Katakan kalau Rabu itu hari yang indah,
Katakan kalau Rabu itu hari yang menakjubkan, penuh keajaiban
Namun nyatanya Rabuku tidak seperti itu,
Ia terlalu membuatku gugup sepanjang pagi hingga menjelang sore
Ia sungguh membuatku melakukan hal-hal yang memalukan yang tak pernah kubayangkan aku melakukannya...

Bisakah kita berdamai?
Hanya untuk hari rabu, bukan... untuk hari-hari saat kita bertemu
untuk waktu-waktu saat kita bertatap mata..
Rasanya melelahkan bukan?
Ah ya... mungkin bagimu tidak...
setidaknya hentikan pertanyaan-pertanyaan yang menganggu malam panjangku
Atau... menjauhlah dari tempat dudukku

Rabu...
Rabu....
Rabu...
Semoga Rabuku besok menyenangkan


Rabu

Posted by : la plui
Date :Sabtu, 29 Maret 2014
With 0komentar
|
Baca selengkapnya »
Mengapa kamu bisa dekat
Mengapa kamu berbicara dengannya lebih banyak
Mengapa harus dengan dia dia dan dia?
Mengapa kamu lebih beruntung?

Pertanyaan yang sering ditanyakan mereka, mereka yang hanya mengenalku "sedikit". Bukankah lelah ketika ditanya dengan pertanyaan sama dan berulang-ulang oleh orang yang berbeda? Anggap saja Aku menganggap mereka sama, tak ada yang berbeda. Jadi berhentilah bertanya.

Bukankah aku menyapamu seperti aku juga menyapa mereka? bahkan aku tak peduli siapa itu, laki-laki atau perpempuan
Aku juga tersenyum untukmu dan untuk mereka, 
Aku juga menjawab pertanyaanmu yang ditanyakan oleh mereka, Tapi mengapa mereka lebih dekat denganmu ketimbang denganku?

Bagaimana aku bisa menjawab pertanyaanmu bila yang kau tanyakan yang seperti itu
Karena aku tak mempunyai jawaban itu untukmu. Sudahlah... 
Posted by : la plui
Date :
With 0komentar

Aku dan Taufik Hidayat

| Selasa, 25 Februari 2014
Baca selengkapnya »
Kok itu melambung ke arahku tajam, meliuk-liuk seperti burung perkutut yang sedang terbang, dan kusambut dengan ayunan mantap dari sebuah raket yang kupegang dengan tangan kanan, kakiku sedikit melonjak, menciptakan balasan tajam, langsung ke arah sasaran dan.... smash....!!!
yahhey... skor 21-20, dan aku menang... menang untuk pertama kalinya melawan Taufik Hidayat gadungan, kami sama-sama tertawa, mengusap peluh, dan meminum air putih dibawah pohon beringin disudut lapangan, rambut kuda kami sudah dipenuhi peluh dan menyisakan nafas yang masih tak beraturan.

Bermain bulu tangkis memang menyenangkan, tentu saja bersama Taufik Hidayat gadungan ini.. haha sebut saja namanya Astri, tetangga yang sekaligus sahabatku ini sedang berperan sebagai Taufik Hidayat sedang aku adalah Susi Susanti. Jangan heran, bermain peran bagi kami selalu menyenangkan, kadang selain aktor badminton, kami juga bermain peran sebagai aktris india, dia sebagai Tina dan aku sebagai Anjali, atau telenovela, dia sebagai ana dan aku sebagai renata, haha... masa kecil memang penuh kenangan. Terlebih ketika saat itu para bandit-bandit kecil ini sudah berkumpul, seperti Angga, Erni, Aji, Nanda, Silo, Andre, Anggoro, Ina, Rizka, Ratna, Sri, Rosyid, dan lainnya, kami selalu bermain gim-gim(an), atau singkongan, atau petak umpet atau bahkan sepiring dua piring. Sangat menyenangkan, tapi sekarang kami sudah dewasa, sudah punya dunia sendiri-sendiri. Ada yang kerja di Jakarta, ada yang di jogja ada yang di Solo. Hampir semuanya meninggalkan kampung. hanya satu-dua yang tersisa. Ah... aku merindukan kalian, merindukan masa kecil kita.

Di desa kami, ada 3 sekolahan (SD) dan rata-rata dari kami memasuki SD yang sama, yakni SD 5, Sedang dua SD yang lain adalah SD 1 yang merupakan SD favorit dan SD 2 yang pada jaman kami merupakan SD yang paling sedikit jumlah muridnya. Sama seperti kebanyakan Sekolah pada umumnya, terlebih jika jaraknya sangat berdekatan. SD 1 dan SD 5 adalah SD yang saling berteman (?) sedang SD 2 adalah SD musuh, hampir pernah terjadi tawuran antaran SD 5 dan SD 2, karena SD kami tidak ada pembatas dindingnya jadi siswa sangat leluasa masuk keluar SD tetangga, waktu itu aku masih kelas 3 SD, aku bahkan tak tau bagaimana asal muasal perang saudara ini terjadi, namun sepertinya ini sudah ada sejak jaman dulu, jaman bapak-bapak kami. Dan parahnya lagi adalah aku juga ikut  berperan penting dalam peperangan ini hehe :D

Aku kecil adalah anak tomboy yang suka kelayapan bareng tetangga-tetangga, melakukan ekspedisi konyol. seperti menyusuri klegung (sungai yang lumayan besar), audisi manjat pohon kelapa, ekspedisi keliling desa jalan kaki sampai merencanakan kejahilan-kejahilan yang cukup membuat seseorang menjerit histeris. aku kecil terkenal titis (bila melempar sesuatu selalu tepat sasaran) dan itu lah yang membuat aku dilibatkan dalam peperangan melawan SD 2 yang saat itu menantang kami untuk pertandingan kasti. Aku yang saat itu masih kelas 3 hanya menurut saja ketika diperintah untuk ikut kasti melawan SD tetangga. Aku cukup paham situasi ini baru sekitar 15 menit dimulai, tim kami memimpin. Namun SD tetangga sepertinya tidak terima, jadi akhirnya adu mulut pun terjadi diantara senior kami. Dan salah satu suporter dari mereka memulai melempar batu.. hampir saja kami juga membalas dengan lemparan batu seandainya guru kami tidak datang. hoho... dan sejak saat itu kami gencatan senjata karena ada ancaman dari guru kami :D

Dan sore ini, aku kembali badminton, bukan dengan Taufik Hidayat lagi, namun dengan cowok kecil yang tampan...haha.. keponakanku, yah... mengisi hari selagi belum kembali ke semarang, dan melakukan akitivitas setelah sakit beberapa hari. Dan tetap tanpa Susi Susanti dan Taufik Hidayat.

Aku dan Taufik Hidayat

Posted by : la plui
Date :Selasa, 25 Februari 2014
With 0komentar

Berbahagia Untukmu

| Sabtu, 15 Februari 2014
Baca selengkapnya »
Tiupan angin semakin dingin menyelimuti kota kecilku
Ia nampak pucat, ia seperti tak bernyawa
Menyeretku kebeberapa tahun yang kutinggalkan sendirian
Dan bila...
Mungkin saja saat ini aku tak sendirian,
Mungkin saja ada sebening mata mungil yang memandangku cerah,
Atau tangisan ditengah malam yang membuatku bangun dari rentetan mimpiku
Bukankah indah yang demikian?
Namun aku menyebutnya takdir
Takdir bahwa aku memutuskan untuk memutus segala ikatan yang ada
Sejak kita masih dibuaian
Sehingga aku bisa merasa lega bahwa kenyataannya aku masih berdiri bebas
Memandang senja yang melambai ke arah rembulan
Aku sudah melupakan namamu
Jadi..
Jangan merasa bersalah ketika kau mendahuluiku menjemput separuh dienmu
Jangan melihatku dengan mata sendu yang tak ingin kau perlihatkan padaku
Aku berbahagia untukmu
Aku berbahagia untuk masa sekarang yang menakjubkan
Aku berbahagia mengenal orang-orang yang menyayangiku
Aku berbahagia dengan mereka yang disekelilingku
Aku berbahagia untukmu

Dan malam menghapus kenangan tentanmu


Berbahagia Untukmu

Posted by : la plui
Date :Sabtu, 15 Februari 2014
With 0komentar

Aku Hanya Ketakutan

| Selasa, 04 Februari 2014
Baca selengkapnya »
Aku tak membicarakan bagaimana jatuh cinta, ia sudah ada sejak dulu, jauh di masa lalu
Aku tak membicarakan rindu, yang bila semakin ingin di lenyapkan, akarnya akan semakin mencengkeram erat
Aku tak membicarakan benci, bagaimana bisa ia tak disandingkan dengan keduanya? hanya karena ia terlihat angkuh
Aku tak membicarakannya, juga segala yang melekat padanya
Aku tak membicarakan cara kerjanya, semua orang sudah mengetahuinya
Aku hanya perlu melakukan dengan benar

Aku terlalu berani untuk jatuh cinta, karena aku tak tahu ia akan semenakutkan saat ini
Jangan tanya mengapa aku takut jatuh cinta
Sama seperti kau tanyakan padaku mengapa aku takut dengan serangga berkaki enam
Ada alasan, namun ia sudah terkubur ribuan waktu yang telah berlalu
Bahkan kau tak akan menemukannya, meski kau bisa kembali ber-reinkarnasi
Lihatlah dirimu, menatapku saja kau tak setajam menatap puluhan mata yang berdiri di hadapanmu
Lupakan, karena nantinya itu menyakitkan

Sudah terlalu banyak aku menolak..
Terhitung ketika aku mampu membaca kalimat demi kalimat dengan tartil
Lalu ia raib,
Bukan dia, hanya aku yang melarikan diri
kenapa? jangan kau tanya
Aku hanya ketakutan

Lalu aku menemukanmu di sudut senja yang hampir hilang ditelan malam
Bagaimana bisa aku bergerak, sedang kau hanya membeku
Persis seperti tak bernyawa
Aku tau benar itu kau
Bisa apa aku jika memang sudah ditakdirkan seperti ini?
Aku kembali ketakutan
Bisakah kita membuatnya lebih sederhana?

Dan kau menjawabnya dengan pertanyaan
"bisa apa kita? kita hanya perlu melakukannya"
Dan kau benar, selalu benar.


Aku Hanya Ketakutan

Posted by : la plui
Date :Selasa, 04 Februari 2014
With 0komentar

Aku hanya Ingin

| Selasa, 28 Januari 2014
Baca selengkapnya »
Aku hanya ingin... bertemu, menyapa, bertanya...
Namun waktu sepertinya enggan bertamu denganku
Mungkin Hanya ia sulit untuk dijangkau,
Jangan menyalahkan waktu, mungkin aku yang tak ingin bertemu, atau kau yang ingin menghindar
Dan disela keduanya, waktu berbicara

Aku hanya ingin... hanya sekedar berada di tempat yang sama
Sesulit itukah berbicara? jangan tanya padaku
Aku memang tak terbiasa memulai
Sekalinya ada kata, maka ia terlalu terlihat ambigu
maka jangan pandang aku sebelah mata, hanya aku tak terbiasa
Bukankah perlu waktu panjang?
dan lagi
waktu

Aku hanya ingin... bersua
Namun Tuhan membuatnya lebih indah dengan ketidakhadiranku
dan aku hanya bisa menerima
karena memang aku bukan diciptakan untuk bisa di waktu dan tempat yang sama
mungkin juga akhir yang sama
jadi dimana letak ketidakadilan itu?
ia jauh di awang-awang

Aku hanya ingin... 
dulu ada beberapa bait yang tersusun rapi
namun ia kini hilang, berbekas namun sekarang tak bermakna
apa artinya jika aku membuatnya seperti ini?
ia adalah nada-nada yang terbuang
aku hanya tak percaya, dulu aku membuatnya untukmu
pun sampai sekarang
tak ada alasan mengapa aku melakukannya, 
mungkin karena aku hanya ingin

Aku hanya ingin...
Seribu bahasa yang kususun, hilang ketika aku sadar dari tidur panjangku
Siapalah dirimu, siapa juga aku

Aku hanya ingin.....

Aku hanya Ingin

Posted by : la plui
Date :Selasa, 28 Januari 2014
With 0komentar

Tak Perlu Hidup dalam Waktu yang Lama

| Sabtu, 25 Januari 2014
Baca selengkapnya »
bagaimana rasanya bahagia...? ambigu, rasanya aku tak pernah sebahagia ini.
aku mulai melupa, lupa caranya melupakan
rasanya seperti aku tak perlu hidup dalam waktu yang lama, aku bahkan melupakan waktu yang pernah membersamaiku
maka aku menulis sebisa aku menulis
aku bersenandung, hal yang tak pernah aku lakukan dalam sewindu ini
rasanya sakit, dan aku tak mau kembali merasakannya
maka jika bisa, aku mengharapkannya seperti ini saja, hari demi hari
namun tak pernah bisa tawa berdiri sendiri, ia selalu bersanding dengan tangis
jadi biarkanlah sejenak, aku melewati beberapa detikku ini
hingga aku mulai mengingat
hingga aku mulai menggenggamnya
dan meneruskan segala yang telah ditetapkan untukku
aku tak memaksa diriku mengenangnya
hingga nantinya aku mulai berharap, karena harapan tanpa kenyataan
seperti menemukan jarum dalam milyaran jerami
melelahkan
hidup ini sudah sangat melelahkan, jadi aku tak ingin membuatnya semakin melelahkan
dan aku tak ingin kembali berharap
hanya seperti ini saja...

Tak Perlu Hidup dalam Waktu yang Lama

Posted by : la plui
Date :Sabtu, 25 Januari 2014
With 0komentar

Satu Episode-ku

| Kamis, 23 Januari 2014
Baca selengkapnya »
Maka memutuskan adalah kelemahanku...
Aku berdo'a, menyebut namanya, satu per satu..
Namun Tuhan memilih namamu untuk mendapatkan suatu yang kujanjikan,
Apakah aku menukarnya..? tidak.. hanya kesepakatan..
Apakah aku menyesal...? ya... 
Namun sesalku tak seberapa besar dibanding nyatanya do'a yang dikabulkan...
Lihatlah...meski aku tak menyuarakan, meski aku pernah menanyakannya padamu, meski aku pernah menegurmu, dan meski aku mengabaikanmu..
Tapi Tuhan tidak pernah.. Ia ada, selalu ada.. selalu disisimu, disisiku

Jadi.. berhentilah bertindak konyol
pandanglah kedepan, namun jangan pernah melupakan yang dibelakang
meski bisa dikatakan hanya satu episode
sesekali tengoklah.. karena mereka ada untukmu

lima bulan berlalu, seperti berlalunya aku dalam hampir setengah tahun
apa yang bisa kuperbuat..aku hanya harus menepatinya
aku hanya harus melakukannya
meski terkadang, terbait dalam mimpi-mimpi
aku menganggap Tuhan memberikannya sebagai bingkisan kecil untukku
berjuanglah...
selamat berjumpa di episode selanjutnya.. jika dikehendaki
atau selamat tinggal untuk waktu yang lama...

#brother

Satu Episode-ku

Posted by : la plui
Date :Kamis, 23 Januari 2014
With 0komentar

Cermin Benggala

| Minggu, 05 Januari 2014
Baca selengkapnya »
bukan masalah waktu, tapi kehilangan adalah hal yang menyakitkan dalam kehidupan yang teramat sempurna
bukan seperti hilangnya harta, bukan pula rupa, namun harga diri adalah kasta tertinggi
ia tak berwujud, namun mewujudkan
yang tak nampak menjadi nampak
yang tak ada menjadi ada

lalu kudengar sumpah serapah dibalik cermin benggala

macam tak ada kata yang lebih baik
ia justru menumpahkan amarahnya yang teramat bergejolak
dan setan telah ada padanya
tanyakan padanya
masihkah ia tau siapa namanya?

waktu tiada lagi berguna

tak ada andai tak ada jika
ia sudah tergeletak berlawan dirinya
ada setetes dua tetes mata yang sempat terfigura
apalah gunanya, ia sudah membatu

kudengar hentakan dan helaian dalam waktu bersamaan

semakin pucat wajahnya
semakin nanar pandangan matanya
duhai...dimanakah sumpah setia sepuluh tahun lalu?
tak berbekas,

Cermin benggala terdiam menyaksikan,
Biar Tuhan yang balas semua kisah menyedihkan
Karena ia tahu, Yang di Atas mboten sare


Cermin Benggala

Posted by : la plui
Date :Minggu, 05 Januari 2014
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲