Newest Post

Demi Masa

| Selasa, 17 April 2012
Baca selengkapnya »
Kadang hidup tak selalu sesuai dengan yang ada pada pikiran kita, ingin berhenti... namun disisi lain melihat mereka yang lebih dulu melangkah membuat kita menjadi semakin lebih kecil. Bimbang, seakan-akan semangat tak lagi berpendar di sekitar kepala kita. 

Memang, sadar ataupun tidak sadar pasti masing-masing dari kita tau, langkah ini masih begitu panjang. Tapi kemanakah...?? sebab di sana kita tahu, jalan ini bercabang dan masing-masingnya menawarkan keindahan tersendiri. Tapi yang manakah...??

Lalu, sentuhlah dalam hatimu saudaraku, bagaimanakah kabar iman mu kali ini? adakah ia bercabang dengan sesuatu hal yang kemungkinannya bisa merusak dengan laju sepertiga buku-buku jarimu?? ataukah ia masih tetap tegak berdiri menantang matahari perak yang kejauhan di sana memuji teguh jiwamu?? tegoklah ia, hatimu yang kini lama tak kau jenguk....

Sapuan ombak kadang menentramkan hati seseorang yang jiwanya tengah bergelut dengan rentetan fakta yang mengiringi setiap langkah kakinya, namun ada juga yang sapuan itu berubah seakan mengancam keutuhan jiwanya, yang pada mulanya sangat rapuh dan semakin nyata rapuhnya... dan bagaimanakah dengan engkau wahai saudaraku..??

WAKTU. Sepertinya itu yang di elu-elu kan oleh sebagian dari jenis kita,, waktu yang di butuhkan kurang, padahal bukan itu, nyata bukan itu... kita sudah dewasa. dan pencapaian dewasa itu pun membutuhkan waktu yang tidak sedikit pula... tapi apa yang kita teriakkan...??? Kami masih kekurangan Waktu....!!!!


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. 

Demi Masa

Posted by : la plui
Date :Selasa, 17 April 2012
With 0komentar

PETRUS 1983

| Selasa, 03 April 2012
Baca selengkapnya »

KERANGKA ESAI
 
TOPIK : Penembakan misterius 1983
Penembakan Misterius (Petrus) atau bisa juga dikatakan sebagai Penembakan Misterius adalah suatu operasi yang dilakukan pada masa Pemerintahan Soeharto. Yakni di tahun 1980-an guna menanggulangi adanya tingkat kejahatan yang begitu tinggi pada saat itu. 
Operasi ini secara umum adalah operasi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat khususnya di Daerah Jakarta dan Jawa Tengah. Pelakunya pun tidak jelas dan tidak pernah tertangkap karena itulah muncul istilah “petrus” penembak misterius.
Pada tahun 1983 tercatat 532 orang tewas, 367 orang diantaranya tewas akibat luka tembakan. Pada tahun 1984 ada 107 orang tewas, diantaranya 15 orang tewas ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 orang diantaranya tewas ditembak. Para korban Petrus sendii ditemukan masyarakat dalam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan dan kebun. Pola pengambilan para korban kebanyakan diculik oleh orang yang tak dikenaldan dijemput aparat keamanan. Pettrus pertama kali dilancarkan di Yogyakarta dan diakui terus terang oleh Dandim 0734 Letkol CZI M Hasbi (kini wakil Ketua DPRD Jateng) sebagai operasi pembersihan para gali (Kompas, 6 April 1983). Panglima Kowilham II Jawa-Madura Letjen TNI Yogie S. Memet yang punya rencana mengembangkannya. (Kompas, 30 April 1983). Akhirnya gebrakan itu dilanjutkan di berbagai kota lain, hanya saja dilaksanakan secara tertutup.
Sebagian besar korban para petrus adalah preman-preman kelas teri yang biasanya menjadi pemalak, perampok dan bromocorah atau mereka yang dianggap melawan peraturan kekuasaan rezim Soeharto. Mereka lebih dikenal dengan sebutan Gali (gabungan anak liar). Petrus biasanya mengambil para pemuda yang dianggap sebagai preman. Mereka biasanya dibawa dengan mobil jeep gelap dan dibawa ke tempat yang jauh dari keramaian, setelah itu mereka dibunuh dan mayatnya dibiarkan tergeletak begitu saja. Pada masa itu para preman menjadi sangat takut untuk keluar rumah. Bahkan pemuda bukan preman tapi mempunyai tato di badannya kadang juga sering menjadi incaran para petrus, maka tak heran jika pada masa itu Rumah Sakit kewalahan menerima para pemuda yang inigin menghapus tato mereka.
Dilihat dari cara penangkapan hingga eksekusi mati, hal tersebut merupakan salah satu pelanggaran HAM. Yakni dimana setiap orang memiliki hak hidup atas dirinya sendiri. Dijelaskan dalam UUD No. 39 Th. 1999 Pasal 3 dan Pasal 4yang berisi hak untuk hidup,hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hku yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun. Hal ini seharusnya sudah menjadi acuan yang sah dalam penegakan masalah HAM yang ada di Indonesia. Meskipun pada tahun 1985 operasi clurit dihentikan tapi pada kenyataannyamasih ada tangan-tangan jahil yang kerap kali mengusik ketenangan kehidupan di masyarkat. Hal ini menjadi pertanyaan besar bagi kita, dimana nurani pemerintah pada masa itu?. Sebab suatu misi itu juga harus memiliki dasar atas untuk apa misi tersebut dijalankan. Walaupun sangat rahasia.
Dalam mengatasi peristiwa yang terjadi pada tahun 1983 peran pemerintah yang seharusnya dominan ternyata berbanding terbalik. Hal ini didukung dengan adanya pernyataan Soeharto dalam pidatonya tanggal 16 Agustus 1982 yang intinya meminta polisi dan ABRI untuk mengambil tindakan guna memberantas angka kriminalitas yang semakin meresahkan masyarakat. Permintaan ini disambut oleh Pangopkamtib Laksamana Soedomo dalam rapat koordinasi dengan Pangdam Jaya Kapolri, Kapolda Metro Jaya dan Wagub DKI Jakarta di Markas Kodam Metro Jaya tanggal 19 Januari 1983. Dalam rapat itu diputuskan untuk melakukan operasi Clurit di Jakarta, langkah ini kemudian diikuti oleh kepolisian dan ABRI di masing-masing kota dan provinsi lainnya.
Disini nyata bahwa pemerintah tidak melakukan apa-apa guna mencegah misi tersebut, melainkan meminta untuk disegerakannya suatu tindakan mempercepat. Meskipun pada akhirnya operasi tersebut dihentikan masih saja ada hal-hal yang tersisa dengan secara tidak langsung lebih kejam.
Disini dapat disimpulkan bahwa pokok permasalahnnya ada pada kemiskinan itu sendiri. Kenapa harus kemiskinan? Karena kemiskinan merupakan rangkaian hidup yang  rumit alurnya. Salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan bisa dari beberapa hal. Contohnya saja setiap agama sudah pasti dalam ajarannya terdapat amalan sedekah. Begitupun dengan agama islam, 2,5% dari harta mereka adalah hak bagi “mereka”, dapat diketahui bahwa Indonesia sendiri merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama islam, jadi bila dilihat dari hitungan matematika islamnya seharusnya ada setiap hak yang seharusnya disampaikan kepada yang berhak. Ini bisa setidaknya menyumbang dalam pengentasak kemiskinan.
Kemudian jika dilihat dari segi pemuda-pemudanya, sebenarnya Indonesia memilki aset yang luarbiasa dalam hal bisnis ekonomi yang mengakibatkan pisau dan tangan yang berbicara bila diabaikan. Pemalakan, perampokan, penipuan, bahkan pembunuhan yang akan terulang lagi. Salah satu kelemahan para pemuda Indonesia yaitu tidak adanya skill yang mendasari mereka, mereka hanya memiliki modal nekat dan keberanian. Maka dari itiu seharusnya pemerintah memfasilitasi merika dengan skill-skill yang bermanfaat.
Hidup selalu ada aturan, tanpa aturan orang tidak akan bisa hidup damai dan tentram, mengabaikan aturan orang akan tersisih dalam kehidupan. Seperti Densus 88, di luar ia tampak sangar, gagah, digdaya namun bila diamati lebih detail ia adalah salah satu contoh pihak yang tersisihkan, membunuh yang belum pasti kebenarannya meskipun dengan dalih penegakan hukum. Hukum tidak berbicara tetapi senjata yang angkat bicara.
Seharusnya Hukum merupakan pengadilan tertinggi di Negara Indonesia, sebab Indonesia merupakan negara yang berasaskan Hukum. Bukan sekedar pemutusan keadilan tanpa dasar. Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia harus menjunjung tinggi Hukum.
Jadi... dalam era ini, mau dibawa kemanakah Indonesia??? ^_^


PETRUS 1983

Posted by : la plui
Date :Selasa, 03 April 2012
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲