Newest Post

Bunga Matahari

| Rabu, 16 Juni 2021
Baca selengkapnya »

 Halo,

Jadi... Bagaimana kabarmu? Terakhir aku melihatmu, kau masih secerah bunga matahari, Selembut sentuhan embun saat titik pertama subuh datang. Masih dengan senyuman yang mempu mencairkan salju di musim dingin...

Jadi... hai, hai untuk melepaskan apa yang pernah terikat, antara hatiku dengan aksaramu. Hai untuk memberikan ruang lagi, agar nanti aku bisa menerima kembali apa yang telah terlepas dengan ikatan baru. Hai untuk menyelesaikan dan memulai hal yang akan membawaku pada eufaria. Ah.. andai waktu terulang secara sempurna.. 

Hai... hai untuk semua perjalanan yang pernah kita lalui, hai untuk mengulang kembali dan menyimpan nama-nama serta kisah yang akan tersimpan di sudut hati.

Jadi hai... Selamat datang kau yang akan menjadi bunga matahariku, Kau boleh layu sebentar, tapi berjanjilah esok kau akan berdiri tegak, menatapku manis. Semanis untaian aksara yang biasa kau bisikkan. 

I Love you, all of you 

Bunga Matahari

Posted by : la plui
Date :Rabu, 16 Juni 2021
With 0komentar
| Selasa, 07 April 2020
Baca selengkapnya »
Malam itu...
Langit, berbisik
Menguak sedikit rahasia tentangmu padaku,
Aku termenung,
Tak mungkin pikirku,
tapi memang fakta,
Tanpa perlu kutanyakan pada siapapun,
Langit lebih dahulu memberitahuku

Mungkin seperti ini rasamu dulu,
atau tidak??

Waktu, kukira belum bersahabat denganku
Masih panjangkah untuk meleburkan sisa-sisa kenangan
Butuh waktu berapa lama lagikah..?
5 tahun?
10 tahun lagi?
Atau kukira tak pernah hilang..?
Posted by : la plui
Date :Selasa, 07 April 2020
With 0komentar

Replika

| Jumat, 13 Juli 2018
Baca selengkapnya »
Hi There!
Miss you, everything 'bout you.
Jadi.. apa kabar kamu? Auriga? aku kira kau baik-baik saja tanpa pertanyaan klise yang biasa ditanyakan. Bukankah begitu...? 
Auriga yang fiksi, yang tak pernah bisa aku menemuinya, yang terkadang sulit untuk tidak mencampuradukkan pada yang tidak fana ini, Jadi Auriga... di mana aku bisa menemukanmu, atau mungkin yang semirip denganmu?

Ada "Auriga" yang mungil di sini, aku harap ia serupa atau mungkin nantinya menjadi replikamu, harapan yang tinggi bukan..? aku harap kau tidak akan menertawakanku.. hei.. itu sah-sah saja bukan, karena bisa saja semesta memberikan jutaan doa untukku, dan ttaraaaaa... ia akan menjadi "auriga" yang melebihi Auriga.... (in my dream :p)

Tunggu untuk puluhan tahun mendatang, ia akan menjadi setangguh Auriga (my promise)
Dan setidaknya kau mengaminiku, Auriga... 
 


Replika

Posted by : la plui
Date :Jumat, 13 Juli 2018
With 0komentar

Langit dan Hujan

| Rabu, 28 September 2016
Baca selengkapnya »
Maka ketika aku memutuskan untuk menyerah, seberapa keraspun kau menolaknya, tetap saja sia-sia. Karena semua sudah berhenti. Aku tak akan lagi berjuang, aku tak akan lagi memikirkan sebab-akibat, aku tak akan lagi mencari-menemukan, aku berhenti. Mengistirahatkan otak dan tubuhku meski hanya sekedar merindu. Hanya mungkin, serentetan do'a yang berkenan mampir di penghujung malam. Sudahlah... Aku sudah berhenti.

Hei.. Semenyakitkannya sebuah perasaan, tentu masih ada sedikit ruang untuk ia bernafas. Percayalah pada waktu yang akan menyembuhkan segalanya, termasuk ketika aku pernah sengaja menyakitimu. Percaya, bahwa memang masadepanmu bukan apa yang sekarang di depanmu sekarang ini, sebaliknya ia berada di ribuan mil jauhnya. Hanya.. Percaya saja.

Kututup semua pertanyaanmu yang berulangkali tak pernah kujawab, karena sesungguhnya menyakitimu adalah hal terakhir yang kuinginkan. Tapi lihatlah bagaimana takdir mempermainkan kosakata yang akhirnya terungkap dengan cara yang tak semestinya. Dan disinilah aku terdiam dengan rasa penyesalan paling dalam yang pernah kupunya. Dan kau apa kabar? Maaf.

Perasaan memang rumit, bagaimanapun kau menafsirkannya, tetap saja perasaan tak pernah tepat untuk ditebak, sama seperti perasaanmu sekarang ini, apa ia memang biasa saja, apa ia terluka.. Aku tak pernah tau, matamu boleh saja berbohong, mulutmu apalagi, tapi bagaimana dengan perasaan? Aku tak yakin perasaanmu bisa berbohong, maka untuk sekali ini saja aku minta maaf, aku sudah tak lagi berhak untuk ikut merasakan seperti apa perasaanmu, karena kau dan aku tak pernah menjadi kita. 

Seperti kau yang suka melihat langit dan aku yang melihat hujan. Ia tidak akan pernah bertemu.


Langit dan Hujan

Posted by : la plui
Date :Rabu, 28 September 2016
With 0komentar

Dandelion

| Minggu, 18 September 2016
Baca selengkapnya »
Aku penikmat seni, penyuka hujan, penggemar sastra, pemelihara mimpi, dan pencinta hewan, jadi bagian mana yang kau tak suka dariku...? 
Anak-anak..? Well aku memang menyukainya kalau kau tak lupa, aku juga suka berlama-lama memandang senja, memandang sepanjang horizon yang tertangkap mata, mengintai malam hanya bertemu bulan, atau menunggui pagi bersama kawan kawan kecilku... Lalu bagian mana yang kau tak suka? Bisakah kau keraskan suaramu? Biar aku bisa mendengarnya dengan jelas, jadi aku bisa melakukan sesuatu dengan diriku...

Apa aku peduli? Tentang bisik-bisikmu di belakang punggung yang hampir-hampir terdengar seperti suara kaset rusak yang dipaksa memutar berulang-ulang? Kadang sedikit menusuk, tapi tak apa, aku masih baik-baik saja, dan seterusnya aku akan baik-baik saja. Tak peduli kau bicara apa, tak peduli kau melakukan apa saja, urusi dirimu sendiri.. Karena ilmu terapan sekarang jarang menjadi terapan. 

Ini tulisanku, bukan tentangmu, bukan tentangku, hanya sebuah kehidupan kecil yang kuhidupkan melalui rangkaian kata, bukan membicarakanmu, bukan membicarakanku, bukan juga mereka, jadi bagian mana yang kau merasa sangat terganggu dengan itu? Aku bahkan tak tertarik sedikitpun menulis tentangmu. Like seriously..? Aku masih punya ribuan kata yang tersimpan dalam kotak usangku, lalu untuk apa..?

Ini bukan karya sastra memang, tapi bisakah kusebut ini tangga pertama untuk bisa menyentuhnya? Karena bisa saja kau membunuhnya dalam hitungan detik meski harus berhari-hari aku menghidupkannya sebelum itu. Well.. Tapi itu takkan terjadi, karena aku tetap menulis, membaca apa saja yang bisa dibaca, mengamati apa saja yang bisa ditangkap mata, mendengarkan apapun yang bisa didengarkan, bukankah pengetahuan lebih luas cakupannya dibandingkan harfiahnya?

Aku bukan seperti alap-alap yang semakin berkurang ketika aku menunggunya di pagi hari maupun sore hari, karena aku lebih mirip dandelion.

Dandelion

Posted by : la plui
Date :Minggu, 18 September 2016
With 0komentar

Arjuna

| Rabu, 14 September 2016
Baca selengkapnya »
Aku penikmat seni, namun aku bukan orang seni. Barangkali kau masih mengigatku lekat, pada selaksa senja penghantar cinta kita yang sesaat...


Orang bilang aku bisa jadi gila kalau terlalu mencintaimu, apa peduliku, terkaan seperti itu sudah terlalu biasa mampir di telingaku, ingin rasanya aku mengumpat, lalu aku mengingatnu, kau tak pernah suka bila aku mulai mengumpat. Selamatlah mereka...

Setelah lama kuperhatikan, kau memang seperti Arjuna, dalam dua gengaman bidadari seperti srikandi, bah.. Kau merayuku dengan mengatakan akulah Sembadra, lelucon macam apa ini, mengatasnamakan pembenaran dengan dongeng ala pewayangan, aku tak pernah sudi kau samakan dengan Sembadra.. Aku ingin Bhisma.

Namun siapa yang bisa menolak pesona Arjuna? Meski Abimanyu selalu setia berada di sampingmu. Barangkali saat itu kau khilaf, dibutakan oleh hasrat sesaat yang memang lekat pada pesona sang kerub. Lalu Langit mengutuk namamu...

Hei... Lupakan saja, bukankah kau Arjuna? Arjuna...


Arjuna

Posted by : la plui
Date :Rabu, 14 September 2016
With 0komentar

Membuatmu jatuh cinta kepadaku

| Kamis, 01 September 2016
Baca selengkapnya »
Kali ini biarlah aku menyapa malam, yang dibungkus dengan rintik hujan. Tentu saja itu hanya terjadi di Kotamu, sedang disini malam diselingi oleh dengkuran jangkirk, karena barangkali setelah ini aku jarang berkunjung, barangkali setelah semuanya terjadi aku bukanlah aku yang sama lagi, jadi ijinkan aku sebentar menyapa malam, menghayati belaian-belaian angin bercampur aroma rumput, menjernihkan situasi, bukan maksudku menjernihkan pikiran yang semakin lama semakin mengikis habis tubuhku. Aku rindu.

Tak dipungkiri, perasaan takut itu ada, sedikit demi sedikit bercokol tanpa tahu diri menyusup dalam hati. Sungguh tidak sopan, maka ketika semuanya menghampiriku hal pertama yang terlintas adalah 'bagaimana cara mengubahmu?'

Dan satu-satunya cara yang berhasil kutemukan adalah 'membuatmu jatuh cinta kepadaku'

Membuatmu jatuh cinta kepadaku

Posted by : la plui
Date :Kamis, 01 September 2016
With 0komentar

Back Off-Moving forward

| Selasa, 28 Juni 2016
Baca selengkapnya »
Dia menemukannya...

Well... sedikit berharap malam ini hujan turun, mempersilahkanya mengunjungi bumi yang baru sesaat beristirahat, membiarkannya basah, menghapus jejak, menghapus kenangan, menghapus segala sesuatu yang sampai sekarang masih begitu berarti. Namun semesta tidak mengijinkannya, mungkin ingin sedikit bermain-main, menuntaskan petak umpet yang kami mainkan selama ini. Biarkan aku menyalahkan diriku sendiri, sebelum orang lain melakukannya, karena itu akan semakin menyakitkan. Permainan ini terlalu bertele-tele, atau mungkin terlalu memusingkan sehingga dia memutuskan untuk berhenti, bukan beristirahat, namun berhenti. Itu artinya tidak ada lagi "mencari" atau tidak ada lagi "menemukan". Jadi katakanlah berakhir, sepihak...? bukan, karena sebenarnya permainan ini tidak ada yang memulai, ia ada karena ketidaksengajaan, lalu mengapa dia menegaskan berhenti ketika sebenarnya tidak ada yang memulai? 

Dia menemukannya...

Aku terpekur, merenung, menginsyafi. Aku ingin juga melangkah, namun kakiku bergetar hebat sebelum satu langkahpun berhasil kulakukan, Lalu aku kembali terdiam, undakan tangga itu begitu tinggi, aku masih menatap nyalang. "ini berakhir.. sudah berakhir" gumamku. Bagaimana bisa aku terlihat begitu lemah ketika ada begitu banyak uluran tangan yang memegangku. Langkah kakiku kembali mundur untuk kesekian kalinya. Ini memang bodoh, namun aku masih butuh pegangan agar aku tidak lagi gemetar. Menyusup di balik lemari adalah ide terbaik yang terlintas, menyisipkan tubuhku pada gantungan baju-baju yang terlihat hangat di musim dingin ini, namun tak akan sehangat hatiku. Apa aku menyebutnya..? sedikit dingin, namun aku justru menyukainya, entah butuh berapa tahun lagi untuk kembali menghangatkannya, hei... semesta..tak bisakah sekali ini saja berdamai denganku, ini memang bukan apa-apa tapi setidaknya berikan sedikit kekuatan untuk kaki-kaki kecilku ini... Um...well, tidak begitu kecil memang, tapi sedikit gemetaran. Dan aku kembali merenung. Entah untuk apa, namun aku ingin menemukan sesuatu.  

Aku menatap jauh kedepan. Menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya, Apakah sama yang kulihat sekarang ini?. Fatamorgana. Salahkan aku ketika aku menatapnya di siang hari, namun setelah sepanjang ini aku merenung, aku sudah memutuskan. Aku juga akan melangkah. Pergi dari sebuah kubangan menakjubkan kepada hal yang kuharap akan lebih menakjubkan, yang memiliki seribu pendar yang nantinya tidak akan padam. Aku masih memiliki kekuatan untuk melangkah. Ada kebaikan disana, ada sebuah jalan yang begitu menjanjikan meski masih sedikit keraguan yang bercokol dalam diri. Apalah arti merasakan kalau hanya dalam bacaan tanpa melakukan. Tidak ada yang istimewa. Maka untuk kali ini aku akan sedikit berdamai dengan sikap keras kepala yang bertahun-tahun kupelihara. Ah... sayang sekali aku menyerah tanpa sempat membuktikannya, Namun aku bersyukur setidaknya masih ada kesempatan menunaikan kebaiktianku pada dua sosok yang paling berarti. Dan setidaknya aku sudah memperjuangkan meskipun hanya dengan dengan bertahan. Itu sudah cukup membanggakan. Dan inilah akhirnya....

Malam ini angin bertiup santai sesaat setelah aku membisikkannya sebuah kalimat "Sudah saatnya aku juga mencari..."  
Jadi semesta... maukah kau bekerja sama denganku? Kali ini biarkan berjalan dengan sederhana, dengan senyum yang mengesankan...
Aku menunggu...

Back Off-Moving forward

Posted by : la plui
Date :Selasa, 28 Juni 2016
With 1 komentar:

Antariksa

| Rabu, 22 Juni 2016
Baca selengkapnya »
Fix.. saya benar-benar jatuh cinta dengan Anta. Antariksa. Anta benar, setiap dari kita memiliki sikap kepedulian terhadap orang lain. Kepedulian untuk memperhatikan sekitar kita, kepedulian untuk meneliti masalah orang lain, kepedulian kita untuk menampilkan kepedulian itu sendiri. Dan memang, eksekusi terakhir ada pada diri kita. Apakah kita akan benar-benar menampakkan kepedulian itu, atau hanya menkmati tanpa perlu tindakan, memahami situasi tanpa perlu eksekusi. Menghargai mereka yang survive, memberi kesempatan sebesar-besarnya tanpa perlu campur tangan orang lain, sebelum akhirnya menyerah dengan keadaan dan mengangkat tinggi-tinggi bendera putih. Lalu seperti kata Anta, ketika waktu sudah mempersilahkan maka kita boleh kita mengambil tindakan. Dan yang kutanyakan Anta, Siapa sebenarya dirimu ini?

Rajin Tahajud Check 
Rajin Qiro'ah Check
Nerd? Check
Handsome Check
Clever? Very Check... hell yeah! paket komplit. Jadi Anta... satu yang tidak kau punya, ekspresi. Aku bisa membayangkanmu, bagaimana kehidupanmu, kisah cintamu, aku tau.. benar-benar tau, namun disini aku hanya ingin mengambil contoh sikap peduli yang kau bungkus dengan ketidapedulian. Membiarkan orang lain gagal paham mengapa kau seperti tidak peduli dengan orang lain, padahal nyatanya disini kau adalah orang paling peduli. Hanya saja.. ekspresi.. itulah, yaa... anggap saja aku ingin meminjam ekspresi tenang, dingin, dan well... sedikit mengintimidasi, karena itu sangat......eum, mempesona, sangat Anta sekali. Hahaha.... saya mulai gila.

Tapi mau bagaimana lagi, biarlah orang berkata apa, kita tak butuh pandangan orang lain selama kita melakukan hal yang "sewajarnya", kita hanya perlu diri sendiri, meyakinkan bahwa tindakan yang kita lakukan adalah benar, dan tindakan paling benar yang kita lakukan. Karena kita memiliki pilihan untuk memilih apa yang akan kita lakukan. Well.... kau benar Anta, selalu benar. Dan sekali lagi aku jatuh cinta padamu.



      

Antariksa

Posted by : la plui
Date :Rabu, 22 Juni 2016
With 0komentar

Menerima-Melepaskan

| Minggu, 19 Juni 2016
Baca selengkapnya »
MENERIMA, hei... kemana saja selama bertahun-tahun ini, bahkan kata "menerima" sudah ada sejak puluhan tahun lalu, ironis bukan?
  
So...apa yang terjadi? 

Sadar atau tidak sadar, kita adalah makhluk ekonomi yang terbungkus dengan sebutan manusia, yang punya sifat tidak akan bisa puas dengan satu hal jika ada dua hal, tidak akan cukup dengan dua hal jika ada tiga hal, begitulah, am I right? benar, kita adalah makhluk menjijikan itu, manusia penuh dosa yang tanpa sadar melakukan dosa.
Padahal ada hal menakjubkan dibalik kata "menerima", tidak harus dengan paksaan, karena sesungguhnya hati punya tempat sediri untuk kata tersebut, yang tempatnya berdampingan dengan menolak, memaafkan, mencintai, dan lainnya. Dia punya tempat sendiri, tapi mengapa seakan tempat itu perlahan-lahan hilang, terdesak dengan kata ingin, lebih, harus dan lainnya...kenapa? Tanyakan pada hatimu, do you mean it? 

Menerima berarti melepaskan dengan benar-benar tidak ada kata lain di belakannya, hanya menerima, bersih. Tidak diikuti dengan jika.. tidak diikuti dengan kata tapi.. murni bersih, namun apakah sekarang ini masih ada hati yang sanggup melakukan hal seperti itu? jika ada maka itu 1 dibanding sekian, apa aku meragukannya? nope! tapi memang fakta sudah membuktikannya.
"Orang kuat itu bukan karena dia memang kuat, melainkan karena dia bisa melepaskan..."
Salah satu kutipan Bang Tere dalam salah satu bukunya "Hujan". Apalah arti mengikat ketika yang diikat tidak menginginkan hal sama? maka suatu saat kau akan menemukan kata lelah terus menerus, apalah artinya melepaskan ketika salah satu tidak ingin dilepas, ia akan menemui lelah. Sama saja. Kita hanya perlu belajar, menerima, melepaskan, memaafkan. Kita tidak akan hidup 1000 tahun lamanya, lalu untuk apa kita mengikat hati kita pada sesuatu yang tidak pasti? lepaskanlah... hatimu perlu udara, ia butuh ruang untuk bahagia, ia butuh keringanan, jangan lukai hatimu sendiri, jangan biarkan ia menjadi abu-abu ketika ia sejatinya sudah memiliki warna sendiri.

Baiklah, kita mungkin memang belum terbiasa dengan kata menerima dan melepaskan, tapi bukankah kita masih punya waktu untuk belajar?   

Menerima-Melepaskan

Posted by : la plui
Date :Minggu, 19 Juni 2016
With 0komentar

Curious..?

| Senin, 13 Juni 2016
Baca selengkapnya »
Hi.. lets start a new day with a smile, a bigger one :D 
Hari pertama menginjakkan kaki ke sebuah kelas yang emm... so dork. XIs 4 
Kalau dulu paling engga suka masuk area anak-anak ips, tapi kali ini aku lebih suka mengitari kelas mereka, setidaknya 3 hari nanti. it's feel... seriously...? kenapa dulu aku milihnya jurusan ipa, sedangkan semestiny-seharusnya ips adalah hal yang tepat. Baiklah lupakan... bahkan itu tidak bisa diulang-ulang, sedikit penyesalan mungkin, but well.. i'm cool i'm okay, ipa its not that bad lagipula.

Mengisi peskil kali beda, aku mengenal beberapa wajah yang sedikit asing tapi addictif, melempar pertanyaan, menjawab pertanyaan, memberi pernyataan, menyangkal pernyataan... hey.. I know you! anak usil kampung sebelah, suka tereak tereak kaga jelas. Well sedikit terpesona.. kau mendengarkanku dari awal sampai akhir tanpa mengeluh, thats great!

Saya bukan orang hebat, saya bukan orang istimewa seperti apa yang dikatakan mereka, kau tau.. mereka hanya melebih-lebihkan saja, apalah arti sebuah nama, seperti ketika kau menyebutnya dihadapanku, aku hanya tersenyum tipis. Sudahlah... mari kita mulai mendiskusikan hal-hal berguna, membagikan pengalaman tentunya, merangkai hari esok yang lebih cemerlang. Kau tau kau bisa!

Aku masih tersenyum tipis, pernyataan terakhir yang gadis muda lemparkan di akhir sesi, meski aku harus mendengarkan dari mulut yang berbeda. Well.. semua bisa berubah, Aku sebenarnya penasaran sekali dengan cerita paradoks dan hubungannya dengan hestia yang mencuri api.. kau tau.. sedikit perubahan saja bahkan mampu mengubahmu seluruhnya, namun jujur aku masih penasaran, tapi tidak.. tidak akan ada yang mampu menjelaskannya. Kau tidak pernah tertarik dengan mitologi-sansekerta apalagi novel-novel bahasa inggris yang kugilai. Tidak pernah. jadi pelan-pelan aku akan membunuh rasa penasaranku, meskipun itu benar-benar sulit. Aku bisa saja menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari cerita hestia, namun aku tidak, tidak lagi.. aku sudah berubah.

Aku tidak ingin lagi penasaran, karena aku tau hasilnya akan mengecewakan. 

Well.. tunggu besok, hari kedua peskil kita akan lebih menyenangkan, meski kau tau.. aku juga meragukannya :D 
See ya! 

Curious..?

Posted by : la plui
Date :Senin, 13 Juni 2016
With 0komentar

Kalah. Telak.

| Jumat, 10 Juni 2016
Baca selengkapnya »
Kalah. Telak.
Ia kira selama ini baik-baik saja, namun ternyata ia terlalu naif untuk mengakui bahwa mimpinya baru saja hancur, tak tersisa. Ia kira waktu akan membawakannya hasil yang memuaskan, namun kenyataan membawanya kembali meringkuk di atas kasur, bergelut dengan selimut tebal. Pahit.

Basa-basi. Adakah yang salah dengan basa-basi?, mungkin negara ini salah terlalu menjunjung tenggangrasa, namun justru basa-basi bisa jadi dianggap kepedulian yang berlebihan dan berujung sakit hati. Tidak, egonya terlalu tinggi untuk sakit hati. Sudah cukup, ia tidak ingin berubah menjadi wanita jahat yang perannya selalu antagonis. Namun bisakah kali ini saja ia egois? Hanya kali ini saja... ia terlalu lelah melihat kehancuran kepercayaan dirinya yang sudah bertahun-tahun ia bangun. Roboh.  

Ia bukan wanita jahat, ia cukup paham perannya telah usai, mungkin sudah beberapa tahun lalu usainya, tapi ia memilih menutup mata. Karena ia percaya di depan sana masih sama, tidak berubah, sama seperti dirinya. Setidaknya kepercayaan itu masih ada beberapa jam lalu, sebelum kenyataan membentur kepalanya untuk membuka mata lebar bahwa saat ini mereka sudah berbeda. Berbeda yang sama sekali tak sama. Jadi untuk apa ia bertahan setelah penolakan tersirat itu datang padanya? Kalah. Telak. Kekalahan yang tak perlu diungkit-ungkit, ia cukup cerdas dan tahu diri bahwa ia tidak lagi diinginkan. maka cukup sudah, ia akan mundur. Kalau perlu ia akan menghilang, tak peduli dengan cemoohan pecundang yang keluar dari setiap mulut, ia tak peduli. Yang ia tahu ia akan kembali terjatuh kalau dari sekarang ia tak membangun tembok tinggi yang bernama ketidakpedulian.

Hari ini takdir berbicara baik-baik dengannya, namun mengapa justru terasa sangat menyakitkan?    
Bagaimana bisa takdir seorang wanita baik selalu harus jatuh cinta dengan lelaki yang selalu menyakiti hatinya? 
"Tapi ia laki-laki baik" hatinya berteriak
"Namun tetap saja menyakitkan" kembali ia menyangkalnya
Cinta. Jangan salahkan cinta, ia bahkan tidak pernah ingin jatuh cinta, apa daya cinta telah memilihnya, memilih seseorang yang jauh dari diharapkannya untuk jatuh cinta. Dan itu sudah cukup untuk kembali menguras emosi yang mati-matian ia tahan untuk tidak besikap egosentris. Logika yang tidak terpakai menumpulkan hati, melakukan pembenaran atas tidakan-tindakan yang tanpa sadari telah ia lakukan. Sudah cukup. Sudah cukup ia jatuh, Karena cinta saja sudah sangat mengerikan, apalagi sampai terjatuh. Cukup

Sudah cukup ia jatuh cinta sendiri. Ia bersumpah tak lagi mengungkitnya, menyebutkan sebuah nama yang tidak akan pernah bisa ia benci. Hanya ia akan berhenti. Tetap akan berhenti meskipun nama itu yang memintanya untuk jatuh cinta lagi. Kecuali jika Tuhan tak memihaknya lagi.   


Kalah. Telak.

Posted by : la plui
Date :Jumat, 10 Juni 2016
With 0komentar

Ramadhan

| Rabu, 08 Juni 2016
Baca selengkapnya »
Hi Ramadhan..!? its good to see you again.

Menemui ramadhan kembali, ah... bahkan rasanya baru kemaren ramadhan berakhir, membagikan takjil bersama mbak Uci, menunggu buka bersama mas rovi, atau sekedar bertawarih di masjid barat rumah kos, kos terakhir ketika masih di Semarang.

Rindu.. ya rindu itu ada, rindu dengan kebiasaan-kebiasaan singkat yang hampir aku hafal. Hafal jam berangkat kerja mas Rovi, atau parfum mahal klein kevinnya, jam pulang kerja mbak Uci atau jam kunjung dede Effel dan pertemuan singkat dengan mas perawat yang ibu pengen jodoh-jodohin sama aku.. haha.. manis, kenangan manis. How's life..??  

Dulu aku sempat merutuki ramadhanku yang jauh dari rumah, namun saat ini Ramadhan sudah kupastikan selalu di rumah, menyiapkan sahur, memasak, menyiapkan buka. itu rutinitas kecil  bulan ramadhan. Atau undangan buka puasa, mengisi pesantren kilat, pengajian gabungan, dan bertambah satu tahsin yang mana akan selalu ketemu sama harry styles kw hehe... dan itu sangat menyenangkan.

Bagian yang yang tidak menyenangkan adalah bertemu seseorang dari masa lampau, bikin gagal move on nya haha...baiklah, ini bukan saya kalau terlalu melankolis memikirkan masa lalu, anggap saja dia makhluk kulkas dengan fitur penghangat terbaru. Yaa... saking dinginnya, and sekalinya ngomong bisa bikin meleleh melebur wkwk.. hiperbola terlalu hiperbola. 

Baiklah ramadhan, semoga ramadhan kali ini penuh kejutan, ramadhan yang selalu diingat, ramadhan yang penuh rahmat dan ramadhan yang diridhoi Allah.. :)     

Ramadhan

Posted by : la plui
Date :Rabu, 08 Juni 2016
With 0komentar

Such a distraction

| Jumat, 03 Juni 2016
Baca selengkapnya »
Hari kamisku kamis yang sama dengan kamis minggu sebelumnya,
Melingkar, belajar huruf hijaiyyah
dan menemukanmu, 
Dunia benar-benar sempit,
hei... kau masih disana, mengepakkan sayapmu
apa kau akan kembali?
aku meragukanmu
Masa bodoh, aku masih menikmati waktuku disini,
sampai suaraku benar-benar serak ketika kembali ke خ
ِAku benar benar kesulitan,
lalu aku mendengar suaramu
fix... aku benar-benar sudah gila
bagaimana bisa aku kembali ketika aku kesulitan bersuara
lalu aku menoleh, dia menatapku bingung
aku hanya memutar bola mataku tanpa peduli sedikitpun
kau benar-benar seperti hantu,
atau aku memang benar-benar sudah gila
karena jelas jelas aku tau kau sedang di pulau seberang
tidak di kotamu
tidak disini
dan tentu saja kau masih dengan seribu diammu
jadi biar kutanyakan pada diriku sendiri
bagaimana bisa?
You're such a distraction

Such a distraction

Posted by : la plui
Date :Jumat, 03 Juni 2016
With 0komentar

I Love the way you move

| Rabu, 11 Mei 2016
Baca selengkapnya »

I see you and my heart races
standing out from all these faces, I see you
in the typical of elevator, right beside me
my back againts the wall
I see you
I love the way you move
little bit late, but i see you
then,
I missed another chance to say hi
Cz, all I did is hide away

P.s. Sometimes, waiting is the only thing youcan do

I Love the way you move

Posted by : la plui
Date :Rabu, 11 Mei 2016
With 0komentar
Prev
▲Top▲