Aku menulis lagi, dan kau yang membuatku menulis
Seperti berdiri di batas kehidupan, aku merasakan bimbang hanya untuk menuliskan sebuah paragraf
Terlalu banyak yang berputar, kejadian demi kejadian, berdengung nyaris tak bisa tertangkap indera
Lelah memang, namun kau memaksaku untuk sekedar menulis beberapa patah kata
Dan malam berakhir hanya dengan “selamat malam”
Aku menulis lagi, dan kau yang membuatku menulis
Namun kenyataannya tanganku bergetar, tak sempurna memegang pena
Bukankah aku bilang banyak yang ingin kuceritakan?
Tentang pertemuan, tentang perpisahan dan yaa... semua tiba-tiba hilang
Layaknya buih tertelan ombak yang menggulung dahsyat
Hanya, sebuah ungkapan cinta di pagi yang terlalu dingin
Aku menulis lagi, dan kau yang membuatku menulis
Entah mengapa, aku menganggapnya salah
Karenanya kenyataannya aku menulis untuk seseorang, namun aku memikirkanmu
Maka terkutuklah tulisan yang nyatanya bukan benar-benar untuknya
Lalu haruskah aku berhenti menulis?
Aku menulis lagi, dan kau yang membuatku menulis
Layaknya kita sedang memandang senja
Seharusnya kata-kata bisa tertuang dengan lancar
Namun yang terjadi hanya deretan kata-kata datar tak bermakna
Biar kutanyakan pada hatiku, mungkin memang ada yang salah denganku
Aku menulis lagi, dan kau yang membuatku menulis