Tempat Pulang

| Senin, 04 April 2016
Aku masih belajar kawan, jadi jangan salahkan keadaanku, jangan posisikan aku dengan opini sepihak, lihatlah hari ini yang begitu panjang, karena memang urusan ini tiada pernah habisnya. Semakin aku menyelam, semakin aku tenggelam, mencoba memahami, namun semakin menjauhi esensi. Seperti labirin, kau bukan tempatku pulang, apa kau akan bertanya pada siapa aku akan pulang?

Aku masih saja belajar, belajar mencintai, seperti Zainab yang mencintai Al-Ash, atau cinta tak bersyarat Ummul mukminun, aku belajar ikhlas, seperti Ummar dengan masa lalunya, seperti Ummu Khultsum dan Rukhayah. Aku belajar berjuang, seperti Nusaibah sebagai perisai, atau seperti Billal di tengah terik dan rotan kasar. Aku belajar.. aku masih belajar. Ingat aku masih belajar.

Seperti perjalanan pulang selepas seharian membersamai siang saat ini, Apa pelajaran kali ini? yaa... aku hari ini banyak belajar, merenung dengan pertanyaan salah seorang Uztad yang mungkin dengan kesengajaan bertemu hari ini. Lalu jawaban yang kuberikan, seperti kembali terngiang. Aku sadar, ada jeda disana... tapi inilah jawabanku. 2 tahun bukan waktu lama. Dan setidaknya aku masih punya waktu belajar. Kesendirian adalah candu, tapi kebersamaan adalah kecemburuan.

Masih dengan senja, kali ini ada pelangi yang tergantung di sisa sisa semburat merah matahari, dan juga.. masih bau tanah sehabis hujan. Istimewa. Aku menginsyafi diri. Tidak ada cinta. Siapapun itu, kau atau dia. Karena aku masih belajar, dan untuk sebuah prinsip, aku tidak akan berubah. Tidak akan ada cinta sebelumnya. Apapun tradisi yang berlaku dalam sebuah keluarga. perjodohan. tidak akan ada gugatan. Sebab ketika dadu terlempar, ia akan berhenti ditempat yang sama. sekalipun kau ingin mengubah hal yang mustahil. jadi anggaplah saat ini aku sedang menyesaikan matematika tentang takdir dan masa depan. Aku belajar.

Malam ini aku belajar, dan aku menyelesaikannya dengan baik. Aku mengerti siapa x dan siapa y. Aku berhasil menyelesaikan soal algoritma yang sebelum-belumnya tidak pernah kumengerti sedikitpun. Dan hasilnya... mengagumkan. Bukankah sudah kukatakan bahwa hari ini adalah hari istimewa? ya,,,aku sudah mengerti. Bahagia. Itu rumus dasarnya. 

Kuharap kau mengerti, Jika kau bertanya, pada siapa aku akan pulang?
Maka jawabanku sudah pasti. Keluarga. 

1 komentar:

{ Darmz Banjar } at: 7 April 2016 pukul 21.27 mengatakan...Reply

hebat Dik, semangat terus menulisnya, jadikan hobi sebagai prasasti yang abadi dalam catatan sejarah hidupmu

Next Prev
▲Top▲