Lelaki Hujan

| Jumat, 01 April 2016
selamat malam lelaki hujan,
mungkin kau sedang lelah menyulam kembali aksaramu
maaf aku sengaja tak membagi kisahku (lagi)
sebab malam semakin kelabu, seperti namamu
dan aku hanya diam, dititik horison tak lagi memandangmu yang sarat antonim
bulan sudah menapaki april, tapi bayangmu saja semakin menjadi-jadi
kau adalah hujan yang tak diinginkan tapi dinanti sekaligus
kau mengaku bulan, namun kau matahari yang tak pernah diketahui
jadi, lelaki hujan...
pertemuan memang bisa dipaksakan, namun kehadiranmu teramat magis
terlampau jauh untuk dikatakan takdir
terlampau diabaikan untuk sekedar tatap muka sekali waktu
jauh selama itu, aku menunggumu menulis lagi
seperti kau yang diam-diam membaca tulisanku yang tidak pernah menyelipkan namamu
hei.. kau tidak berhenti menulis bukan?
malam semakin mengheningkan cipta, kau tau
semakin sepi tanpa tulisanmu beberapa bulan ini
kau adalah sebuah kesalahan, seperti semicolon
tapi kau adalah pembenaran dari semua logika omong kosong
baiklah lelaki hujan,
ku sudahi malam ini dengan kembali berkutat pada huruf bodoh sarat makna
dari bilik yang tetap setia menunggu
untuk tulisan tanpa roman 
Next Prev
▲Top▲