monodrama-mu

| Sabtu, 12 Juli 2014
Aku hanya berdiri sendiri, tak ada "kita" di senja yang menawan ini
Kau tanya "dimana"  maka, bagaimana bisa aku menjawabnya, sedang kau sendiri tak punya
dan di suatu waktu yang kita mungkin bisa bicara, lihatlah... bukankah ini tidak menjelaskan apa-apa 
Kau menatapku sedih. bukankah aku benar?
ini sama saja dengan aku yang menyukai memasak tapi aku tidak punya dapur, atau aku suka membuat kue tapi aku tidak punya tepung. Sama saja. Dan kau hanya diam, menunduk.

Bisakah kau menjelaskan apa yang telah terjadi? mungkin aku bisa memaafkanmu.
ah.. aku memang egois, Jadi pergilah, kau juga berhak bahagia
Lalu kita berjalanan berlawanan arah, mengucap selamat tinggal yang tertinggal di tenggorokan
Menyakitkan bukan? apa daya, bukankah masih ada waktu
ya.. waktu, waktu adalah penyembuh terbaik, namun waktumu sudah kau habiskan untuk beberapa episode yang kaupun diam-diam merutukinya tiap malam
Dan aku, waktuku habis, untuk kau gunakan selagi aku tertidur
Bisakan aku meminta waktu lagi? meminta waktuku..
Aku tau sudah terlambat,
Aku tau itu,

7 tahun, bagaimana bisa aku tak menyadari bila telah selama itu
bodohnya hanya menganggap bahwa setiap tahun adalah sama
bodohnya karena aku tak melihatmu duduk disana menungguku
bodohnya bila ternyata selama itu hanya melewatimu tanpa memberimu waktu mengucapkan selamat pagi untukku
dan bodohnya, jadi biar kutanyakan lagi? bisakah aku meminta waktuku lagi?
namun penantiannya telah hilang, bersama senyumnya yang paling menawan
dan aku hanya tergugu, menyesal tanpa sempat berbicara, karena dia telah tiada
maka aku menjadi gila, berteriak padamu untuk mengembalikan waktuku 
dan kau hanya menyesal, menyesal.

Seharusnya kau memberitahuku, mungkin aku akan sempat mendengar ia mengucapkan selamat pagi untuku
Sudahlah, ia sudah pergi, 
Namun, bisakah aku meminta waktu lagi?

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲