JAKARTA & BOCAH YANG DULU

| Kamis, 17 Januari 2013


Dulu....

Ketika kita masih bocah


Berjalan, beriring, bergandengan menatap sepotong senja
Di jembatan gantung dekat desaku
Bercerita tentang masa dimana kau masih terpaku pada jendela
Merah jambu kamarmu yang terpigura lekat, menatap angkuh
Pada gerombolan burung gereja di depan gerbong kegelisahan

Sering kau tertawa… 
Saat aku tak pernah mampu menyebrangi klegung jembar itu
Kau selalu tersenyum,
Bila angka-angka bodoh itu selalu bersorak di atas lembar tugas matematikaku
Tapi kini kau jauh.. pekat.. hilang dalam gelap

Tiada lagi tawa saat kau dolanan delikkan denganku
Gatheng denganku, dakon denganku
Karena kini kau bilang itu kuno, jadul tak berkelas
Reogan yang dulu tidak pernah kita lewati kau cerca untuk di tonton
“ah apaan tu, gak model !”

Ketika kau melihatku masih dengan sepeda onthelku
Kau tak mampu terdiam, kembali bersuara
“kenapa masih lo pake sepeda bunthut itu ? monyet aja udah pake skuter ?”

Benar kawan … Jakarta telah mengubahmu, memeras otakmu
Untuk dijejali beraneka tontonan yang seronok

Kau bilang itu gaya padahal, mulut jelita masih mengganggu
Kau sebut itu style, bahkan tak sadar kau ikut arus liberalis
Dimanakah Jakarta yang katanya dulu elok tak terkira
Dimanakah kau yang dulu menghilang dalam balik bambu Kuning

Mentari memanas, bulan meredup, cahaya meranggas, angin tersulut,dingin ,udara merapat
Aku tak tahu yang terjadi lagi


#puisi jaman SMA dulu, memeringati bulan bahasa dan sumpah pemuda :D

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲