Prinsip Disiplin Kelas

| Senin, 03 Desember 2012


MAKALAH 

PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN KELAS 

Disusun Untuk Mengetahui Tugas Mata Manajemen Kelas 

Dosen Pengampu : Bp. Isa Ansori 



Disusun Oleh: 

1. Elsa Pradani Aprilia (1401411051) 

2. Indah Dwi Rizkyana (1401411111) 

3. Awalia Lu’lu’ Lutfiah (1401411131) 










Kelompok 2/Rombel 7 





PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 

FAKULTAS ILMU PENDIDKAN 

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 






BAB I 

PENDAHULUAN 

A. LATAR BELAKANG 

Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari, sebab merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. Kebenaran, kejujuran, tanggung jawab, kebebasan, rasa kasih sayang, tolong- menolong dan sebagainya adalah beberapa aturan disiplin kemasyarakatan yang harus dipelajari atau diketahui, disikapi dan ditegakkan oleh para siswa. 

Peserta didik belajar beberapa hal tentang sopan- santun dengan cara mendengarkan, misalnya, tetapi mereka lebih suka mengingat dan bertindak dengan kata- kata dan gagasan mereka sendiri. Dari sini peserta didik akan belajar lebih cepat apabila mereka terlibat dalam menyusun tata tertib mereka itu. Walaupun demikian, guru harus mengarahkan dan menentukan tindakan- tindakan apa yang akan diambil bila tata tertib dilanggar, sehingga disiplin tetap dapat ditegakkan. 

Terpeliharanya disiplin tidak lepas dari terpenuhinya kepentingan atau kebutuhan para pihak. Peserta didik memiliki banyak kepentingan, guru memiliki banyak kepentingan,demikian juga sekolah. Permasalahannya adalah bagaimana kepentingan- kepentingan dari tiap- tiap pihak itu dapat terpenuhi dan dapat diselaraskan agar tidak terjadi bentrokan. 

Tidak terpenuhinya kepentingan atau kebutuhan oleh tiap pihak akan mengganggu tatanan hidup dalam berinteraksi atau berproses, misalnya adalm proses pembelajaran. Di samping itu, para guru atau sekolah perlu mencermati kepentingan atau kebutuhan dalam memahami sumber- sumber pelanggaran disiplin. Dengan diketahuinya sumber gangguan disiplin, diketahui pula secara teoretis cara penanggulangannya. 

Disiplin yang baik adalah terjelmanya aktivitas yang mampu mengatur diri hingga terciptanya pribadi dan potensi sosial berdasarkan pengalaman- pengalamannya sendiri. Pemeliharaan disiplin dewasa ini pada dasarnya adalah bagaimana membantu anak, mengembangkan disiplin dan menerima peraturan- peraturan tata tertib yang ada untuk tegaknya disiplin. 



B. Rumusan Masalah 

1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian disiplin ? 

2. Apa sajakah yang menjadi sumber pelanggaran disiplin ? 

3. Bagaimanakah hubungan antara hak, kebutuhan siswa dan tampilan guru dengan disiplin ? 

C. Tujuan 

1. Menjelaskan pengertian disiplin. 

2. Menjelaskan faktor- faktor yang menjadi sumber pelanggaran disiplin. 

3. Menjelaskan hubungan antara hak, kebutuhan siswa dan tampilan guru dengan disiplin. 



BAB II 

PEMBAHASAN 



A. Pengertian Disiplin Kelas 

Perkataan disiplin berasal dari bahasa Yunani “Disciplus” yang artinya murid atau pengikut seorang guru. Seorang murid atau pengikut harus tunduk kepada peraturan, kepada otoritas gururya. Karena itu disiplin berarti kesediaan untuk mematuhi ketertiban agar murid dapat belajar. Adapun menurut kamus umum Bahasa Indonesia, W.J.S Poerwadarminta, istilahdisiplin mengandung pengertian sebagai berikut:- Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati lata tertib di sekolah.- Ketaatan pada aturan dan lata tertib. Berdasarkan pengertian tersebut di alas maka dapatlah penulis katakan bahwa disiplinadalah rasa tanggung jawab dari pihak murid berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan lata tertib di sekolah sehingga dapat belajar dengan baik. Dan juga disiplin bukan hanya suatu aspek tingkah laku siswa di dalam kelas/sekolah saja, melainkan juga di dalam kehidupannya di masyarakat sehari-hari. Dengan demikian anak yang tidak mengenal disiplin akan cenderung menjadi anak nakal/pembangkang, oleh karena itu, pembentukan disiplin adalah sejalan dengan pendidikan watak. 

Dengan disiplin dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatur atau mengontrol perilaku anak untuk mencapaitujuan pendidikan karena ada perilaku yang harus dicegah atau dilarang dan sebaliknyaharus dilakukan. Pembentukan disiplin pada saat sekarang bukan sekedar menjadikan anakagar patuh dan taat pada aturan tata tertib tanpa alasan mau menerima begitu saja,melainkan sebagai upaya mendisiplinkan diri sendiri (self discipline) atau self control, artinyaia berperilaku baik, patuh dan taat pada aturan bukan karena paksaan dari orang lain atauguru melainkan karena kesadaran dari dirinya. Disiplin bukanlah kepatuhan lahiriah, bukanlah paksaan, bukanlah ketaatan kepada otoritas gurunya untuk menuruti aturan. Disiplin adalah suatu sikap batin bukan kepatuhan otomatis untuk melaksanakan yang baik.Seperti di atas bahwa disiplin merupakan rasa tanggung jawab siswa berdasarkan kematangan sosial untuk mentaati aturan/tata tertib. Dahulu memang dianggap disiplin dalam kelas itu baik, bila siswa diam berjam-jam lamanya di bawah pengawasan guru yang bersikap keras. Sekarang ini tidak lagi dlinginkan disiplin demikian, karena siswapun bertanggung jawab untuk menciptakan suasana kelas yang baik. Suasana kelas yang baik,tidak tegang, ada kebebasan tetapi ada pula kerelaan mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah. 

B. Sumber Pelanggaran Disiplin 

Adalah suatu asumsi yang menyatakan bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya untuk mencapai tujuan yaitu pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan- kebutuhan berikut ini: 

a. Kebutuhan fisik ( physical needs) manusia, yaitu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia 

b. Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan ( security and safety) yaitu kebutuhan keselamatan dan rasa aman baik fisik maupun perasaan keamanan terhadap masa depan yang dihadapinya 

c. Kebutuhan rasa diterima dan cinta kasih yaituberupa kebutuhan mencintai orang lain dan dicintai orang lain, penerimaan, pembenaran, dan cinta orang lain pada dirinya 

d. Kebutuhan akan kehormatan harga diri (respect of self esteem) yaitu kebutuhan merasa dirinya berguna bagi orang lain, mempunyai pengaruh terhadap orang lain, dan sebagainya 

e. Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding) terhadap berbagai hal agar individu dapat mengambil berbagai keputusan yang bijaksana terhadap beberapa hal dalam menghadapi dunianya secara efektif 

f. Kebutuhan akan keindahan dan aktualisasi diri (beauty and self actualization) yaitu kebutuhan untuk memperoleh pengalaman mengaktualisasikan dirinya dalam dunia nyata secara langsung agar dari pengalamannya ia akan lebih kreatif, toleran dan spontan. 

( Maslov dalam Entang dan Raka Joni:24-25). 

Secara berurutan (dari bawah ke atas), manusia menghendaki terpenuhinya semua kebutuhan tersebut yang diperoleh dengan cara yang wajar, umum sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan logika seperti itu, mungkin pula pelanggaran disiplin di sekolah bersumber pada lingkungan sekolah yang tidak memberikan pemenuhan terhadap semua kebutuhan peserta didik khususnya, misalnya seperti berikut: 

a. Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan subjek didik 

b. Pemberian hak- hak kelompok besar anggota sebagai peserta didik oleh sekolah atau guru 

c. Sekolah atau guru tidak atau kurang memperhatikan kelompok minoritas baik yang ada di atas atau di bawah rerata dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan sekolah 

d. Sekolah atau guru kurang melibatkan dan kurang mengikutsertakan para peserta didik untuk bertanggung jawab terhadap kemajuan sekolah sesuai dengan kemampuannya 

e. Sekolah atau guru kurang memperhatikan latar belakang kehidupan peserta didik dalam keluarga ke dalam subsistem kehidupan sekolah 

f. Sekolah kurang mengadakan kerja sama dengan orang tua dan keduanya juga saling melepaskan tanggung jawab. 





Masalah dari guru atau pendidik: 

1. Guru mempunyai masalah pribadi yang dapat mengganggu dirinya sehingga terbawa kedalam kelas. 

2. Pendidik tidak menguasai materi sehingga peserta didik kurang paham. 

3. Pendidik tidak memiliki berwibawa.. 

4. Guru tidak mempunyai hubungan baik dengan siswa. 

5. Guru tidak membawa keteladanan. 

6. Guru kurang menggunakan media, strategi, dan metode mengajar dengan baik. 

Masalah yang ditimbulkan oleh peserta didik 

Sejumlah hal yang disebabkan oleh peserta didik berikut ini cenderung memberikan kontribusi atau membuat disiplin kelas terganggu seperti: 

1. Anak yang suka berbuat aneh untuk menarik perhatian di kelas 

2. Anak yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis atau kurang perhatian dari orang tuanya 

3. Anak yang sakit 

4. Anak yang tidak punya tempat untuk mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah 

5. Anak yang kurang tidur 

6. Anak yang malas 

7. Anak yang pasif 

8. Anak yang menentang kepada semua peraturan 

9. Anak yang pesimis terhadap semua keadaan 

10. Anak yang berkeinginan berbuat segalanya dikuasai secara “sempurna” 

Sementara itu, gangguan disiplin yang datang dari kelompok peserta didik dapat berupa : 

1. Ketidakpuasan atas pekerjaan kelas 

Disebabkan oleh tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit, beban terlalu ringan atau terlalu berat, penugasan cenderung kurang terbuka karena mereka tidak siap. 

2. Hubungan interpersonal lemah 

Dapat terjadi karena pengelompokkan pertemanan atau klik dan peran kelompok sangat lemah. 

3. Gangguan suasana kelompok 

Disebabkan oleh suasana tercekam kompetisi yang berlebihan dan sangat eksklusif ( kelompok menolak individu yang tidak siap) 

4. Pengorganisasian kelompok lemah 

Ditandai oleh tekanan otokrasi yang berlebihan atau lemahnya supervisi dan pengawasan, standar perilaku yang terlalu tinggi atau rendah, dan sebagainya 

5. Emosi kelompok dan perubahan mendadak 

Dapat diakibatkan oleh kelompok memiliki watak atau tempramen kekhawatiran tinggi, kejadian depresi yang mendadak, ketakutan atau kegemparan, serta kelompok dihinggapi rasa bosan dan kurang berminat atau emosionalnya lemah. 

Masalah yang ditimbulkan lingkungan 

1. Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian, ketidakteraturan, pertengkaran, ketidakharmonisan, dan lain- lain 

2. Lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising dan lingkungan minuman keras 

3. Lingkungan sekolah, seperti kelemahan guru, kelemahan kurikulum, kelemahan manajemen kelas, ketidaktertiban, dan kekurangan fasilitas 

4. Situasi sekolah seperti: hari- hari pertama dan hari- hari akhir sekolah ( akan libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, dan lain- lain. 

Sebab- sebab pelanggaran disiplin kelas itu selain bersifat pribadi juga ada sebab- sebabnya yang bersifat umum, seperti: 

a. Kebosanan dalam kelas merupakan sumber pelanggaran disiplin ( mereka tidak tahu lagi apa yang harus mereka kerjakan karena yang dikerjakan itu ke itu saja) 

b. Perasaan kecewa dan tertekan karena siswa dituntut untuk bertingkah laku yang kurang wajar sebagai anak remaja 

c. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, pengenalan, atau keberadaan pribadi siswa atau status. 

C. Hubungan Antara Hak, Kebutuhan Siswa, dan Tampilan Guru dengan Disiplin 

Beberapa hak siswa yang penting dan yang perlu dijamin adalah: 

1. Hak menyelesaikan pendidikan sebaik- baiknya 

2. Hak persamaan kedudukan atau kebebasan dari diskriminasi dalam kelompok 

3. Hak berekspresi secara pribadi 

4. Hak keleluasaan pribadi 

5. Hak menyeleseikan (study) secara cepat ( Neil dan Wiler, 1990) 

Hak- hak itu merupakan hak- hak umum yang dimiliki para siswa. Dalam kaitan ini guru harus berusaha menerapkan hak- hak mereka dalam praktek- praktek disiplin baik pada kebijakan sekolah maupun peraturan atau hukum. Untuk hal tersebut, perlu ada garis kesejajaran antara disiplin yang seharusnya ditegakkan dengan pertimbangan peraturan yang dibuat. 

Kebutuhan para siswa adalah faktor yang relevan dalam menentukan sistem disiplin kelas atau sekolah. Satu contoh adalah hak dan kebutuhan tertentu dari siswa cacat dan siswa yang perlu mendapat perhatian khusus. Berkaitan dengan sejumlah besar kebutuhan para siswa, guru perlu mempertimbangkan dalam menentukan program disiplin kelas yang relevan dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan, tingkat kemampuan umum para siswa, dan latar belakang sosio- ekonomi para siswa. 

Keberadaan guru di kelas tidak hanya bertugas menyampaikan kurikulum atau materi yang direncanakan kepada para siswa, tetapi keteladanan dan kepatuhan guru terhadap peraturan tata tertib yang mengatur guru itu sendiri perlu ditampilkan. Materi dan disiplin harus dikaitkan dengan pemahaman umum dari apa yang diharapkan para siswa. 

Faktor disiplin penting lain dapat berkembang pada sejumlah guru di tingkat sekolah dasar dan menengah yang mengajar dalam bentuk tim. Walaupun guru tersebut tidak secara nyata mengajar bersama, mereka membuat perencanaan bersama dan menyampaikan atau menyisipkan bahan tersebut kepada para siswa dalam bahasa yang sama, pada ruang atau waktu saat para guru mengajar. Karena para siswa diajar oleh tiap- tiap guru dalam kelompok, komponen penting dari disiplin harus dirumuskan, kalau tidak dirumuskan akan terjadi ketidakkonsistenan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam menangkap makna materi. Misalnya seorang guru membiarkan seorang siswa mencontek, sementara yang lain tidak diizinkan. 

Guru baru harus memandang mereka sendiri sebagai bagian kelompok atau tim yang bertanggung jawab menyampaikan prencanaan pendidikan tentang disiplin. Mereka hendaknya tidak sebagai seorang ahli yang berpraktek dalam kelas yang terisolasi, melainkan perlu keterpaduan antara teori dan praktek. 



BAB III 

PENUTUP 

A. Simpulan 

Disiplin adalah pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. 

Terdapat beberapa faktor atau sumber yang dapat menyebabkan timbulmnya masalah- masalah yang dapat menggangu terpeliharanya disiplin kelas. Faktor- faktor tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori umum, yaitu masalah- masalah yang ditimbulkan guru, siswa, dan lingkungan 

Faktor disiplin penting lain dapat berkembang pada sejumlah guru di tingkat sekolah dasar dan menengah yang mengajar dalam bentuk tim. Walaupun guru tersebut tidak secara nyata mengajar bersama, mereka membuat perencanaan bersama dan menyampaikan atau menyisipkan bahan tersebut kepada para siswa dalam bahasa yang sama, pada ruang atau waktu saat para guru mengajar. Karena para siswa diajar oleh tiap- tiap guru dalam kelompok, komponen penting dari disiplin harus dirumuskan, kalau tidak dirumuskan akan terjadi ketidakkonsistenan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam menangkap makna materi. 

B. Saran 

Setelah disusunnya makalah manajemen kelas tentang prinsip- prinsip disiplin kelas ini semoga dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi para pembaca terutama para guru, sehingga dapat mengetahui pengertian disiplin, faktor- faktor yang menjadi penyebab pelanggaran disiplin serta hubungan antara hak, kebutuhan siswa dan tampilan guru dengan disiplin 


DAFTAR PUSTAKA 

Ekosiswoyo Rasdi, Maman Rachman. 2000. Manajemen Kelas. Semarang: CV. IKIP Semarang Press. 



0 komentar:

Next Prev
▲Top▲