TAKDIR

| Sabtu, 22 Juni 2013
Hey gadis manis yang duduk bersandar... sepertinya lelah semakin mengepung matamu, lihatlah... betapa dunia menghaturkan tatanya yang indah, membiaskan air hingga berubah bentuk menjadi pelangi...namun mengapa kau masih bersandar pada bayanganmu? bukankah seharusnya langkahmu sekarang padu menebas rerumput hijau yang masih berselimut embun?

Wahai angin.... sudahlah, biarkan aku sibuk dengan dunia kecilku, karena kisah lalu teramat pilu untuk aku bisa bergembira, bukankah setiap alasan punya alasan tersendiri...?? sama seperti aku melakukannya, karena alasan selalu ada. Hanya aku selalu iri untuk bisa menjadi sepertimu, berlari bebas, tanpa beban, ringan, hingga tak sempat menahan diri di suatu tempat untuk waktu yang lama, berbesar hatilah karena engkau angin. bukan seonggok manusia

Karena itulah gadis manis, aku ingin menanyakannya... bukankah menjadi manusia itu pilihan...??

"Ah... kiranya kau tak mengerti, menjadi manusia yang manusia memang lah suatu pilihan, tetapi menjadi manusia adalah takdir kawan... sama sepertimu ketika dari kau yang tiada kemudian menjadi angin adalah ketetapan, tak ada yang bisa mengubahnya."

Lalu mengapa kau tak pernah ingin menjadi manusia yang manusia?

Ingin, sangat ingin, hanya karena sangta inginlah yang membuatku tak ingin memulainya

Aku tak mengerti hai gadis manis.....

Sudahlah, aku tak akan bercerita lagi, hanya akan sia-sia, biarkan aku sendiri untuk beberapa waktu yang masih melekat pada takdirku, karena semakin aku berdiam, maka semuanya akan semakin baik-baik saja, pergilah... ada yang lebih penting di luar sana, yang butuh dirimu, yang butuh ketenangan darimu, aku sudah tenang, terlalu tenang... jadi segeralah beranjak...


0 komentar:

Next Prev
▲Top▲