Subuh Berkabung

| Sabtu, 01 Juni 2013

Subuh berkabung, segala penyesalan berbaur dengan sebulir dua bulir air mata yang kembali berkaca
Maafkan kami Tuhan, kami terlalu sibuk
Bukan kami tak bisa mengejar waktu yang dulu sempat kami pinta, namun merekalah yang berposisi di tempat kami
Mengendus jejak-jejak kami yang masih basah selepas hujan semalam
Hingga kami terpaksa berlarian, seperti menghindar dari titik-titik hujan yang tanpa alasan jatuh begitu saja
Tentu saja kami terkejar...
Karena kami bukan lelaki yang mengendarai angin,
yang katanya mereka bisa berpindah tempat hanya dengan mata berkedip
Karena itu... Maafkan kami Tuhan
yang hanya bisa merangkak seperti siput yang memanggul kayu bakar
Namun kami rasa Engkau tahu
Setidaknya siput tak pernah berhenti berjalan meski lelah telah menyerang
Meski mereka tak mempunyai kaki
Dan meski harus menyertai rumah yang salalu tak bisa ditinggalkan...

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲