Sepandai-pandainya Tupai Melompat Pasti Akan Jatuh Juga

| Kamis, 12 September 2013
Begitulah memang, rumit sekali bukan...? jangankan untuk aku sendiri, lihatlah gadis ini, hampir saja ia memutus takdir. Gadis yang selalu tak terduga begitu orang menilainya, ia periang namun juga pendiam, seperti terkurung dalam dunianya sendiri, ia menakjubkan tapi juga menakutkan, apakah ia memang tercipta seperti itu? ia tak tak tau.

Baginya mencintai adalah pilihan, maka ia akan memilih tak akan pernah memandang seseorang yang tak pernah ingin ia memandangnya, karena ia tau, semuanya berawal dari mata dan mata, apakah ia sombong, tidak... ia hanya ingin mengalihkan pandangannya, betapa pun ia ingin memandang, namun ia tak akan pernah mampu. cukup baginya seorang kawan. yang nantinya akan selalu tersimpan dalam pupil matanya. Siapa...? dan dia hanya terdiam, tersenyum, seperti yang biasa ia lakukan biasanya. ah... bisakah aku seperti dia..??

Kita tau, kata tak pernah bisa mewakili apa yang tersimpan oleh si hati, karena hati tak akan pernah bisa berbohong, sekalipun tindak kejahatan, ia jauh ada disana, namun sejatinya dekat. mengungkap apa yang seharusnya terungkap. Namun mata.. adakah yang pernah bisa membacanya meski tak pernah satu pun terlontar kata dari bibir? aku pernah bisa... dulu sebelum aku memutuskan untuk tak memandangnya lagi. Jadi jangan salahkan mata ketika ia bisa dengan baik mengungkap apa yang tak terungkap, karena pepatah masih berlaku. sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga


0 komentar:

Next Prev
▲Top▲