Terlalu Rapuh

| Selasa, 21 Mei 2013

Terbaring tak berdaya di sudut kotaku,
Kota yang selalu kubanggakan, namun kini, kebanggaan itu bahkan tak berbekas meski hanya seruas di jari kelingkingku yang kecil
Namun apalah artinya penyesalan jika kita telah salah memilih jalan
Seperti lelaki yang mengenggam hujan, yakin benar dia... namun tak ia sangka buliran itu jatuh dari sela-sela jemarinya
Seperti lelaki yang menimbun ribuan pasir dalam karung goni, ia sangka, seberapa jauh perjalanannya ia akan utuh, seperti sediakala, namun apa mau dikata, tanpa pernah ia sadaripun pasir-pasir itu pun terjatuh bebas, karena goni tak pernah bisa memberi tahu empunya jika sisinya terdapat celah yang mengangga...
Begitulah kiranya cara kerja pahala kita,
Ia begitu licinnya hingga tak pernah sempat kita perhatikan, karena kita sibuk riya'
Duhai... seringnya kita begitu
melakukan namun sia-sia
memberi tapi tak pernah sampai
mengisi tapi tak pernah penuh
Bahkan kita mutlak tau tentang rahasia besar.Nya bahwa kita tak pernah kekal disini

Pandanglah lurus-lurus pada cermin
Pernahkah kau bertanya pada sosok di depanmu itu,
Yang kau sangka bahwa ia adalah orang yang terburuk yang pernah ada,
Tanyakan "itukah wujud syukurmu...??"
Lalu lihatlah matanya tanyakan " sudahkah ia ghodul bashar..?" tanyakan pada bibirnya " sudahkah ia menyebut asma.Nya lebih banyak dari yang ia sebutkan per harinya..?" tanyakan pada hatinya "sudahkah ia memeluk hati.Nya lebih banyak dari orang yang paling kau cintai...??" sudahkah....??
Pandanglah... apakah kau memastikan bahwa kau masih memandangnya lurus-lurus...? bagaimana mimik mukanya?
biasakah...??
sedihkah...??
menangiskah...??
atau sama sekali datar..?
Sekali ini, pastikan bahwa itu benar-benar dirimu kawan.....

Seberapa lamakah daun berdzikir.. sepertimya tak pernah lebih sedikit dari kita mengingat.Nya
Seberapa panjangkah lantunan ikan-ikan di laut menyerukan asma.Nya...? namun sepertinya tak lebih sedikit dari kita..
Karena kita terlalu sering bermain dengan kematian
Karena kita terlalu sering berpetak umpet dengan dosa
Siapa yang tau, bahkan kita sudah seperti keong yang terlalu lama bersembunyi dalam cangkangnya, yang ia anggap ia adalah tempat teraman yang ia punya, sedangkan nyatanya ia tak lebih rapuh dari karang di lautan




1 komentar:

{ bone blogger } at: 13 Juni 2013 pukul 12.38 mengatakan...Reply

Luar biasa..

Next Prev
▲Top▲