Tempat Sajakku Berdiri

| Kamis, 30 Agustus 2012
Aku terkunci dalam almari yang disebut keberanian
Rasanya seperti terkukus, walau bagaimanapun
ini pula pilihanku, menawar keputusan
Merasa putus asa saat benar aku hanya bisa merangkak
Jejak nafasku masih menggapai gangang pintu
Maaf terdengar dalam lamunan gemerisik dedaun
Segera kuinsyafi, ini pula mauku
Tempat-tempat dimana sajak seharusnya berdiri

Kini aku tergugu memeluk sisa-sisa daging
yang masih terekat pada kuyunya kakiku
Seperti saat dulu, masih kucium bau tanah 
yang tecampu air hujan
Karena memang aku sangat menyukainya 
Yang kini tentu saja lelah terkubur diam yang dalam 
tempat membungkus tubuhku yang sedih
Jadi, lama nian akhirnya kutangisi keberanianku itu dengan pilu

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲