Karena jalan memang tak selalu lurus

| Rabu, 14 November 2012

Karena jalan memang tak selalu lurus, ia terkadang mempunyai kelokan-kelokan tajam tak terkendali, namun sesekali ia juga punya jalan yang melembut... berkelok indah tak menusuk tajam, begitu juga dengan seorang sahabat, kadang ia terlalu baik... namun ketika masanya maka ia akan berubah... seakan ia tak mengenalmu lagi, seakan ia beranggapan bahwa kamu tak pernah ada dalam catatan usang hidupnya... pada mulanya ia baik, menyediakan waktu untukmu, mengerjakan tugas pada waktu yang sama, melakukan hal yang berbeda, namun yakinlah... suatu waktu sahabatmu itu perlahan akan mulai berbeda, apa yang di ucapkannya dan apa yang di kerjakannya, ia kadang tak segan menutupi dengan alasan yang di buat-buat.... ketika ditanya maka ia dengan pelan menjawabnya tapi tak seutuhnya, pelan yang mencekam, selalu berbeda dengan apa yang terjadi, lalu akhirnya kau bertanya,, sahabat  macam aapakah itu.....????

Pada akhirnya kau menyerah, menyerahkan semuanya pada waktu... ia selalu berkata bahwa ia tak sekalipun membenci sahabatnya itu ohh bukkann, mantan sahabat tepatnya, kau selalu saja menjawab jujur apa yang ia tanya apa yang ia perlukan, namun sesekali pula engkau bertengkar hebat dengan hatimu, apakah ini setimpal?? apakah ini adil?? namun hatimu selalu menang, menyangkal bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahwa semuanya akan kembali seperti sedia kala, bahwa nantinya memang tidak akan pernah terjadi lagi.

Namun Kau salah, Karena ia tak akan pernah kembali lagi.

Namun ketika kutanya sekali lagi, kenapa kau barkan seperti ini??
Jawabnya adalah, "ketika tiba waktunya aku membenci, maka aku akan memilih membencinya karena Allah, karena sejatinya ia paham apa yang tengah terjadi, dan apa yang seharusnya terjadi"

Dan kau kembali menatap senja,

"Hanya senja" bisikmu.


0 komentar:

Next Prev
▲Top▲